Lihat ke Halaman Asli

Yudi Herry Prasetya

Seorang Pengajar Kitab kitab karya ulama Salaf di perkampungan

Fenomena Dimas Kanjeng : Seorang Wali atau Dukun ?

Diperbarui: 4 Oktober 2016   12:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dimaskanjengprobolinggo.com

Fenomena Kanjeng Dimas Taat Pribadi bukanlah hal yang baru, ketika banyak orang yang ingin kaya secara cepat maka cara ini banyak ditempuh banyak orang untuk meraih kesuksesan. Ini sebenarnya adalah tanda sebagian masyarakat kita yang masih sakit, atau frustasi karena banyaknya kegagalan dalam hidup seperti gagal bisnis, banyak hutang atau terkesima dengan sesuatu yang menurut mereka fenomenal.

Krisis kepercayaan diri terjadi di masyarakat kita, mereka lebih percaya kepada omongan seorang dukun yang selalu dapat meyakinkan pengikutnya daripada seorang penyampai dakwah yang menurut mereka hanya omongan di mulut saja tanpa bisa membuktikan dalam kenyataan...

Sebenarnya, praktek perdukunan seperti ini sudah ada sebelum agama Hindu-Budha masuk ke Indonesia. Kepercayaan seseorang yang memiliki kekuatan supranatural dengan dapat mendatangkan sesuatu yang diinginkan masyarakat menjadi fenomenal saat itu. Bahkan masyarakat saat itu bersedia menyerahkan segala hidupnya kepada seorang dukun tersebut.

Bisakah seseorang menggandakan Uang ???

Kalau menggandakan uang berarti orang tersebut melakukan duplikasi, maka berarti ada nomor seri yang sama pada uang kertas itu dan berarti orang tersebut sama saja telah memalsukan uang...

Menurut Marwah Daud Ibrahim, Dimas Kanjeng Mengadakan Uang bukan Menggandakan Uang !!

Hal ini, jelas bertambah aneh....mengadakan uang baru ??? Lho kok bisa ???. Berarti Dimas Kanjeng mempunyai kewenangan yang dimiliki Bank Indonesia, padahal jelas-jelas yang memiliki kewenangan mencetak uang adalah Bank Indonesia...

Lihatlah, seorang yang berpendidikan tinggi pun sudah tidak dapat berpikir secara rasional dalam melihat kasus ini. Bahkan mereka menganggap bahwa Dimas Kanjeng adalah setingkat Wali, padahal jelas-jelas para Wali tidak pernah menggandakan emas atau perak di zamannya. Karomah yang dipunyai bukan menghadirkan sesuatu yang bersifat fisik, tapi lebih menentramkan jiwa bagi pengikutnya agar pengikutnya mengikuti hukum-hukum yang telah ditetapkan Allah dan bukan sebaliknya.

Nah, fenomena seperti itu sudah terlihat saat ini, banyaknya orang yang meyakini hal ini harus segera disadarkan segera. Para tokoh-tokoh agama harus segera bergerak dengan cepat. Metode penyampaian dakwah juga harus segera diubah, agar lebih mengena di masyarakat. Terlihat pula bahwa Dakwah terlihat elitis, belum mampu menyentuh akar permasalahan di masyarakat.  Masyarakat harus disadarkan pula bahwa tujuan hidup bukan untuk duniawi saja, tetapi lebih dari itu, untuk mencapai keridhaan Allah semata....

Semoga Bermanfaat




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline