Keberadaan ilmuwan muda SMP Negeri 41 Surabaya yang diwadahi dalam ekstrakurikuler Peneliti Belia secara konsisten terus menunjukkan prestasinya. Beberapa gelar juara telah diraih dalam Lomba Peneliti Belia 2022 yang diselenggarakan oleh Center For Young Scientist (CYS), sebuah lembaga yang memberikan kesempatan kepada pelajar SMP dan SMA untuk mengembangkan kemampuan menulisnya, sekaligus literasinya secara sederhana tanpa harus dibebani oleh standart menulis penelitian pada umumnya. Cukup Extended abstract yang mampu menjelaskan rumusan masalah, bukti penelitian, dan detail lain pendukung. Setiap peserta yang berhasil lolos di tiap provinsi, akan diundang untuk bertarung lagi di tingkat nasional, dan pada akhirnya akan mewakili Indonesia ke jenjang Lomba Peneliti Belia tingkat Internasional.
Mencetak ilmuwan belia ini tak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh komitmen, utamanya pemangku kebijakan sekolah untuk memberikan perhatian lebih kepadanya. Penelitian membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Ditambah lagi perilaku peneliti yang masih kekanak-kanakan menjadi sebuah tantangan tersendiri. "By design, bukan by accident", kata Kepala SMP Negeri 41 Surabaya, Hanifa. Ia mengingatkan bahwa kemenangan peneliti Moeda, sebutan untuk Tim Peneliti Belia 41, adalah upaya dan kerja keras siswa dan guru. "Tidak ada yang tahu - tahu menang", "semua melalui proses yang panjang dan berkelanjutan."
By design memang diwujudkan secara serius di SMPN 41 Surabaya sejak awal mula mengikuti penelitian. Menggairahkan semangat meneliti bukanlah hal mudah. Meneliti sangat identik dengan siswa "pintar", tak gaul, serta kutu buku. Tak hanya rasa kepo yang tinggi, tetapi juga mempunyai kemampuan presentasi yang baik karena mereka harus mampu meyakinkan juri bahwa karya mereka memang layak untuk dikatakan sebuah penemuan.
Kesulitan pertama adalah bagaimana memulai penelitian. Barisan ide yang bermunculan harus bisa dikerucutkan menjadi sebuah persoalan nyata dan harus dicarikan jalan keluarnya. Dari ide itu mereka wajib mencari informasi melalui penelusuran kepustakaan untuk mencari informasi penelitian sejenis, mengumpulkan informasi awal dan melaksanakan penelitian. Tak satupun mata pelajaran, di tahap pendidikan SMP, memberikan pembelajaran secara khusus tentang pelaksanaan penelitian atau pengenalan program presentasi.
Peran guru pembimbing di tahap ini adalah memberikan panduan bagaimana melakukan penelitian dengan cara yang mudah dimengerti siswa, mengingat keterbatasan alat/tools penelitian yang ada di Sekolah tidak dirancang secara khusus memberikan fasiitas penelitian, ditambah tidak adanya mata pelajaran yang diberikan secara khusus bernuansa penelitian, semacam Rancangan Percobaan atau Metodologi Penelitian, atau Statistik sering menyebabkan hasil penelitian ini menjadi kurang valid. Ini tampaknya juga menjadi perhatian juri yang tidak terlalu mementingkan tata cara penulisan standar penelitian yang sesungguhnya.. Bahkan keterlibatan guru sampai pada detail kegiatannya. Ibaratnya, sleep, eat, and dream, dengan si peneliti itu..
Guru pembimbing juga berperan serta intens membangun kedekatan dengan peneliti. Ini diperlukan untuk menjaga motivasi dan mood mereka agar senantiasa semangat. Mereka juga menjembatani komunikasi antara siswa dengan guru pengajar mata pelajaran lain agar memberikan dispensasi apabila harus meninggalkan kelas di jam - jam tersebut.
Pembiayaan Penelitian ini juga dialokasikan secara khusus di RKAS sekolah. Jumlahnya disesuaikan kebutuhan, namun plafon anggaran telah disediakan secara khusus, yang dapat dipergunakan sewaktu - waktu saat penelitian itu diadakan. Tentu saja, jumlah nominal tidak bisa sebesar penelitian standar. Peran serta orang tua dan siswa dalam memenuhi kebutuhan penelitian turut membantu keberhasilan mereka.
Terbukti, menyusul medio tahun 2014 - 2019 yang berhasil mencatatkan nama siswa SMPN 41 Surabaya tahun 2022 memperoleh prestasi untuk :
Juara I bidang Matematika
- Naufal Azka Rabbani (9F)