Kebumen rupanya masih terus menyimpan sebuah potensi wisata yang apabila dikemas dengan baik akan menjadi daya tarik yang kuat untuk masyarakat luar daerahnya. Kali ini adalah sebuah pasar rakyat yang selalu ada setiap tahunnya, tanpa dikomando oleh siapa pun, tanpa dikoordinir oleh sebuah event organizer tetapi selalu terselenggara dua kali setiap tahunnya, yaitu pada malam sebelum Hari Raya Idul Fitri dan hari ini bertepatan dengan malam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Sudah lebih dari 40 tahun, pasar rakyat ini ada dan masyarakat sekitar menyebutnya dengan Pasar Senggol, karena biasanya pengunjungnya sangat banyak, berdesak-desakan dan secara tidak sengaja senggol-senggolan. Tidak banyak perubahan dalam hal pengunjung setiap tahunnya, meski pagi tadi sempat gerimis, tetapi siang hari ini cuaca cerah dan pasar mulai terbentuk ramai.
Tidak terlalu jelas asal mula mengapa tempatnya di adakan di jalan raya dan para penjual yang setiap tahunnya datang juga tidak ada yang membatasi. Barangkali bila di Jogja, ada tradisi Sekaten, yang konon berasal dari kata 'Syahadatain' yang merupakan salah satu ajaran Nabi Muhammad. Pasar Senggol di Kota Kebumen lebih merupakan ungkapan kegembiraan rakyat yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, mereka bergembira dengan turun ke jalan menikmati aneka jajanan, membelikan mainan untuk anak-anak atau cucu yang mereka cintai seperti halnya mereka gembira atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dari pengamatan saya, pemerintah Kabupaten Kebumen memang tidak pernah melarang tradisi ini, meskipun imbasnya adalah jalan raya menjadi macet total dan memang pengguna jalan (seharusnya) sudah tahu bahwa hari ini akan ada Pasar Senggol dan mereka pasti mencari jalan alternatif lainnya. Meskipun begitu, masih ada saja yang 'terjebak' dan akhirnya terpaksa bersabar melewati kerumunan manusia ya berdesakan dan bersenggolan itu. Ada baiknya, tradisi ini dikemas dengan lebih meriah dan tertata. Meskipun dengan desain dan tempat yang sama, Pemerintah Kabupaten Kebumen bisa menambah berbagai fasilitas dan pertunjukan yang bakal menjadi tradisi tiap tahun. Pengamanan dan pengaturan lalu lintas lebih awal dilakukan agar tidak ada lagi yang terjebak di dalamnya. Atau bisa saja dibuat terjebak agar ada nostalgia hahaha.
Hari ini masyarakat Kebumen, khususnya sekitar Kelurahan Selang bergembira menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Rakyat Indonesia masih membutuhkan tradisi-tradisi merakyat seperti ini. Di mana lagi bisa menikmati golak, pukis, tempe mendoan, dan kuliner lainnya bersama keluarga dengan suasana keakraban seperti ini? Lihatlah betapa gembiranya anak-anak yang dibelikan mainan balon, kapal-kapalan, mobil-mobilan oleh orang tua mereka. Jika Anda sedang dalam perjalanan ke arah Kebumen, sempatkanlah mampir ke pasar rakyat ini, rasakanlah kehangatan masyarakat di sana dan tentunya sudahkah Anda senggolan di Kebumen?
Selamat Hari Maulud Nabi Muhammad SAW,
12 Rabiul awal 1438 H/12 Desember 2016
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H