Lihat ke Halaman Asli

Eksplorasi Konsep Kompetensi Sosial Emosional Belajar dari Kasus Ibu Andriana

Diperbarui: 29 Juli 2021   22:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Eksplorasi Konsep Jawaban setiap Kasus

Kasus 1 Kompetensi Kesadaran Diri

Kecemasan dan stress karena terlalu bertumpuknya pekerjaan dan tanggung jawab yang harus segera diselesaikan. Saat kita berada dalam kondisi yang menekan, entah karena tuntutan yang terlalu besar atau terlalu banyak, tidak jarang kita merasa stress. Dalam kasus 1 stress yang dialami bu Andriana  diakibatkan karena terlalu banyaknya tanggung jawab serta peran yang yang harus diembannya. 

Kita tahu bahwa peran guru itu tidak mudah dan tidak ringan bagaimana seorang guru harus mengelola konduktifitas pembelajaran di kelas, bersamaan itu secara internal beliau pun dihadapkan dengan tanggung jawab sebagai ibu dari anak-anaknya dan seorang istri yang mengurusi keluargnya, dan sekaligus menjadi panitia acara besar yang diselengarakan di sekolah, kesemuanya itu bukanlah sesuatu yang mudah.

Dalam kasus 1, ibu Andriana harus mampu menerapkan salah satu kompetensi social emosional  yaitu kesadaran diri. Respon yang muncul dari ibu Andriana adalah sebuah bentuk Ekspresi emosi diakibatkan suasana atau konteks yang terjadi saat itu.  Secara psikis kondisi tersebut bentuk refleks yang tidak sadari beliau yang dapat menjadi sebuah ancaman bagi dirinya.  

Oleh karena itu, Ibu Andriana seyogyanya harus mengenali emosi yang dirasakan sehingga mampu mengendalikannya dan tercapainya pemahaman akan kesadaran diri. Maka perlu bagi Ibu Andriana untuk mengimplentasikan mindfulness atau berkesadaran penuh. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengembalikan keadaan semula yang berkesadaran penuh adalah dengan teknik STOP. Teknik yang sudah dipaparan dalam link berikut

Kasus 2 Kompetensi Pengelolaan Diri

Saat seorang guru harus melakukan aktivitas mengajarnya di depan kelas, terkadang terpikirkan juga peran sebagai panitia kegiatan sekolah, belum lagi bahan ajar, administrasi guru/wali kelas yang harus diselesaikan dan banyak lagi tugas yang harus diselesaikan. Semuanya itu harus selesai dan dikerjakan secara serentak bersamaan. Jika dibiarkan akan menyebabkan stress dan mengurangi efisiensi pekerjakan serta berkurangnya hasil yang diharapkan. 

Overloading pekerjaan yang harus diselesaikan atau tanggung jawab yang harus dikerjaan secara bersamaan menyebabkan hilangnya focus terhadap pekerjaan yang sedang dihadapi karena pikiran kita sudah beralih lagi fokusnya terhadap pekerjaan yang lain yang sama harus diselesaikan juga. 

Optimalisasi pekerjaan pun jadi tidak tercapai dan kelelahan yang sangat dirasakan tubuh kita. Tubuh menjadi lelah dan hasil pekerjaan kita cenderung tidak optimal. Seberapa banyaknya pun pekerjaan yang harus kita hadapi dengan berbagai tantangan dan rintangan yang berbeda-beda, sangatlah penting bagi kita untuk memiliki kemampuan dalam mengelola focus.

Tehnik STOP menjadi salah satu solusi cepat untuk menyelesaikan stress yang melanda dan memulihkan kesadaran penuh kita. Tehnik yang sangat simple dan mudah dipraktikkan dengan kondisi apapun oleh siapapun di sekolah ketika ketegangan melanda untuk meredakan. Guru dan murid bisa melakukan tehnik STOP sebagai pereda ketegangan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline