Lihat ke Halaman Asli

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pemetaan Kebutuhan Belajar Murid

Diperbarui: 7 Juli 2021   15:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

A. Pendidikan Berdiferensiasi

Setelah munculnya pendidikan inklusif atau pendidikan yang memberikan hak-hak kepada anak-anak yang membutuhkan layanan khusus untuk mengenyam pendidikan di sekolah regular dan belajar bersama anak-anak umum lainnya. Kini muncul juga pembelajaran berdiferensiasi yang bisa dibilang sebagai subset dari pendidikan inklusif. 

Lantas apa itu pendidikian berdiferensiasi?. Tomlinson (2000) mengemukakan bahwa Pembelajaran Berdiferensiasi adalah sebagai bentuk proses pembelajaran yang dilakukan di kelas dengan  disesuaikan terhadap keragaman kebutuhan belajar setiap peserta didik. Pemenuhan kebutuhan peserta didik tersebut tidak bermakna bahwa pendidik harus mengajar dengan banyak cara yang disesuaikan dengan banyaknya peserta didik. Jika dalam satu kelas terdapat 24 peserta didik bukan berarti pendidik harus mengajar dengan 24 cara.  

Bukan juga mengikuti konsep konvesional yang memperbanyak kuantitas/jumlah soal yang diberikan kepada anak yang memiliki kemampuan yang lebih dari temannya dan selalu lebih dulu selesai mengerjakan soal dari yang lainnya atau guru mengkondisikan pembelajaran yang dibuat berdasarkan tingkat kecerdasannya. 

Tidak pula karena Menghamba pada murid guru menjadi robot yang melayani semua murid dengan waktu yang sama. (Perlu diingat bahwa konsep menghamba pada anak menurut Ki Hajar Dewantara di sana bukan seperti itu akan tetapi bagaimana guru mengarahkan dan menuntun anak untuk bisa hidup sesuai kodrat zaman dan alamnya baik sebagai manusia individu maupun bagian dari masyarakat).

Ada beberapa strategi diferensiasi yang dapat dilakukan guru supaya ruh dari pembelajaran berdiferensiasi itu dapat tersampaikan

1. Diferensiasi konten

Makna Konten sendiri adalah apa yang diajarkan pendidik pada murid dengan memperhatikan kategori kebutuhan belajar murid yang meliputi : 1) Kesiapan belajar (readiness) murid, 2) Minat murid, dan 3) Profil belajar murid. Konten harus disesuaikan dengan kebutuhan murid. Konten tersebut bisa  berupa tantangan atau pertanyaan penelitian yang merangsang anak untuk menggali lebih dalam tentang suatu konsep yang diajarkan.

2. Diferensiasi proses

Proses ini sedikitnya mengandung hal-hal berikut: akan memahamai apa anak,  materi apa yang akan dipelajari, bantuan apa yang akan kita berikan, siapa yang mebutuhkan bantuan, seberapa banyak bantuan yang akan kita berikan.

Diferensiasi proses dilakukan dengan cara:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline