Lihat ke Halaman Asli

Alur Sebuah Proses Pembelajaran

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_129473" align="alignleft" width="300" caption="Proses Pembelajaran"][/caption] Setelah beberapa tahun berkecimpung di dunia pendidikan, ada beberapa hal yang menarik ketika mengembang teknik pembelajaran . Tidak mudah untuk mengembangkan sebuah metode belajar yang bisa kondusif dengan anak didiknya, apalagi saat sekarang ini yang menjadi pusat adalah murid/siswa/mahasiswa nya (Student center) bukan lagi (Teacher Center).  Disini pengajar sebagai pelayan, pengasuh dan pembimbing dalam menghantar mereka pada proses pembelajaran. Jadikanlah Paradigma belajar menjadi  enam karakteristik utama seperti dibawah ini:

  1. Belajar yang terbaik adalah dipahami sebagai sebuah proses, bukan hanya hasil.
  2. Belajar adalah suatu proses yang berkesinambungan didasarkan pada pengalaman.
  3. Belajar memerlukan resolusi konflik antara mode dialektis menentang adaptasi terhadap dunia (belajar adalah dengan sifatnya penuh ketegangan).
  4. Belajar adalah proses holistik adaptasi terhadap dunia nyata.
  5. Belajar melibatkan transaksi antara orang dan lingkungan.
  6. Belajar adalah proses menciptakan pengetahuan yang merupakan hasil transaksi antara pengetahuan sosial dan pengetahuan pribadi.

Biarkanlah para siswa mengalami proses pembelajaran seperti dibawah ini;

  • Pengalaman konkret (Feeling):
  • Belajar dari pengalaman spesifik dan berhubungan dengan orang. Peka terhadap perasaan yang lain.
  • Reflektif pengamatan (Watching): Mengamati sebelum membuat penilaian dengan melihat lingkungan dari perspektif yang berbeda. Mencari makna tentang sesuatu
  • Abstrak konseptualisasi (Thinking): Analisis logis dari ide-ide dan bertindak atas pemahaman intelektual dari sebuah situasi.
  • Eksperimen aktif (Doing): Kemampuan untuk mendapatkan sesuatu dengan mempengaruhi orang dan peristiwa melalui tindakan. Termasuk mengambil risiko.

Untuk lebih memahami poin diatas dibawah ini  ada beberapa contoh yang mudah mudahan bisa memperjelasnya. Belajar naik sepeda:

  • Pengamatan reflektif - Berpikir tentang menunggang dan menonton orang lain naik sepeda.        Abstrak konseptualisasi - Memahami teori dan memiliki pemahaman yang jelas dari konsep bersepeda.
  • Pengalaman konkret - Menerima tips praktis dan teknik dari ahli bersepeda.
  • Aktif eksperimen - Melompat di sepeda dan pergi di itu.

Belajar program perangkat lunak:

  • Eksperimentasi aktif - Membaca dan melakukannya.
  • Pengamatan reflektif - Berpikir tentang apa yang baru saja dilakukan.
  • Abstrak konseptualisasi - Membaca manual/buku untuk mendapatkan pemahaman lebih jelas tentang apa yang dilakukan.
  • Pengalaman Kongkrit - Menggunakan fitur bantuan untuk mendapatkan beberapa tips ahli.
  • pengalaman konkret dan konseptualisasi abstrak mencerminkan pemikiran otak kanan dan otak kiri masing-masing.

Divergen (Kongkrit, reflektif) - Menekankan pendekatan inovatif dan imajinatif untuk melakukan hal-hal. Tampilan situasi konkret dari berbagai perspektif dan menyesuaikan dengan pengamatan bukan dengan tindakan. Tertarik pada orang dan cenderung merasa berorientasi. Suka kegiatan seperti kelompok koperasi dan brainstorming. Asimilasi (abstrak, reflektif) - Menarik sejumlah pengamatan yang berbeda dan pikiran menjadi suatu keseluruhan yang terintegrasi. Suka alasan induktif dan membuat model dan teori. Suka proyek desain dan percobaan. Konvergen (abstrak, aktif) - Menekankan aplikasi praktis dari ide-ide dan pemecahan masalah. Menyukai pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan aplikasi praktis dari ide-ide. Lebih suka masalah teknis atas masalah interpersonal. Mengakomodasi (kongkrit, aktif) - Menggunakan trial and error daripada pemikiran dan refleksi. Baik beradaptasi dengan perubahan keadaan; memecahkan masalah secara intuitif, coba-kesalahan, seperti belajar penemuan. Juga cenderung merasa nyaman dengan orang-orang. Dengan begitu kesinergian antara siswa, guru dan instasi tidak hanya berjalan dengan baik, tapi dapat melahirkan siswa-siswa yang luar biasa. Mari Selau belajar untuk kehormatan Negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline