Lihat ke Halaman Asli

Kopi Hitam

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Barusan kepala saya menangkap sebuah judul yang tiak asing lagi di telinga masyarakat.kopi hitam.kebetulan sy juga sedang ngopi.tiba2 ide itu muncul di kepalaku. Langsung saja ide itu aku tangkap dan mengikatnya dalam sebuah tulisan ini.

Mungkin, setiap pagi hari kebiasaan ngopi di kampungku sudah tdk bisa di hilangkan.boro boro di hilangkan, tdk di beri setok kopi sj kelaprakan minta ampun kebiasaan ini Sudah berpuluh2 tahun kebiasaan ini terus berlangsung dari generasi ke generasi.

Bapaku yang ndatuk sekali dgn kopi, walaupun sdh tua dan suka batuk-batukan masih saja ngopi. Kopinyapun harus kopi yg kental dan hitam legam, kalau kopi warna coklat apalagi agak jomber bapaku suka nguring2 pada yang membuat. Mungkin kebiasaan ini yg akan di wariskan kepadaku,saya sudah mulai nyandu dengan kopi. Kalau tdk hitam sayapun suka uring2an dan menyalahkan yang membuat. Di pagi hari terkadang aku suka melamun dan menyalahkan kopi, "kenapa harus ada kopi? Apa tdk ada yang lain, kopi dan teh juga sama2 wedang kenapa harus kopi?"

kenapa begitu pekat warisan kopi hitam mengalir dalam darahku, mau sampai kapan warisan kopi hitam itu menghilang dlm trah keluarga besar handoyo dwipo, akankah aku ini termasuk yg mewarisi kesekian generasi. Aku harus bisa memenggal sampai buntung warisan kopi hitam, walaupu sampai saat ini aku belum mengetahui ada apa di balik kopi hitam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline