Lihat ke Halaman Asli

Meski Daun Jati Meranggas

Diperbarui: 30 Mei 2019   06:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Meski daun jati meranggas ditiap musim kemarau, tumbuh juga daunnya di pergantian musim. Ada siklus yang mesti terjadi, dalam iring iringan suka, akan muncul kembali duka. Dalam arak arakan kesedihan, tersusun suka cita yang tertunda. 

Kamu selalu hidup dalam masa lalu, harmonis cantik di tatakan waktu yang di kenang. Enggan menghilang, namun tak perlu di buka buka untuk di rasakan. Manis tersimpan dalam kotak ingatan yang dipahat dengan syair syair jatuh cinta yang tertahan dan tidak tepat waktu. Dan ku akhiri segera. 

Meski hujan pernah menghampar diseluruh negeri, ada waktunya tanah tanahnya pun kering berdebu. Meski kemarau kerontang selalu ada pagi yang sejuk yang tak pernah lupa tiap hari menyapa. 

Hidupku di antara kini dan nanti. Menikmati tiap terik dan sejuk bukan pilihan. Menjalani saja. Karena dalam tiap lembar ceritanya ada rasa dan warna warna. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline