Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Doa Anugerah

Diperbarui: 17 Mei 2019   13:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku menyebut doa sebagai anugerah.
Pada Tuhanku yang memberiku pasrah.
Untuk manusianya yang selalu gundah.
Permohonan agar terijabah. 

Aku dan doa doaku yang tak pernah berhenti.
Menunggu hari demi hari. Menemani waktu yang kelak berhenti.
Berharap suatu masa mampu meresapi.
Yang pupus yang berganti. Yang patah menyatu kembali. 

Dosa dosa yang tak lelah. Acap hadir saat payah. Khilaf yang resah.
Doa tak lelah. Doa tak payah. Tuhanku tak pernah ingkar janji.
Meski manusia suka mengingkari.
Tuhanku dan doanya tak susah, pada yang berserah, terijabah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline