Lihat ke Halaman Asli

Minat Baca di Pesisir Utara Jawa "Pecah"

Diperbarui: 3 Mei 2019   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Daratan adalah rumah kita
dan lautan adalah kebebasan
langit telah bersatu dengan samudra
dalam jiwa dan dalam warna

WS. Rendra "Lautan". 

Tidak sedikit diksi para penyair yang menyebutkan laut, ombak, nyiur dan mentari tenggelam di pinggir pantai. Banyak yang menyendiri untuk mencari konklusi dan inspirasi di pinggir pinggir laut, kemudian menuliskannya menjadi karya tulis yang indah.

Beragam catatan tentang bahari yang diambil saat para pelancong bertempur dengan deburan ombak lewat kapal kapal yang menderu menuju lautan. Inilah literasi yang selalu bersinggungan dengan lautan. Tak ada yang menyangkalnya, laut dan pesisirnya  adalah inspirasi keindahan dan kata kata. 

Lain laut, lain lagi masyarakat pesisir. Kecenderungan masyarakat pesisir yang bekerja sebagai nelayan berpenghasilan rendah berdampak pada rendahnya pendidikan yang ditempuh. Kesadaran akan pendidikan sangat minim, berdampak pada perhatian orangtua pada proses pendidikan anak-anaknya. Ini menjadi derita yang berdampak pada aspek kesadaran pendidikan di masyarakat. 

Pembiaran anak usia sekolah diam dirumah, tidak berangkat sekolah apalagi untuk belajar membuat anak malas dan motivasi belajarnya rendah. Ditambah pemikiran prakmatis dan pesimis tentang kehidupannya membuat anak anak sekolah bertindak sekedarnya dalam menempuh sekolah, meski tanpa biaya. Pemandangan yang berkebalikan dengan laut yang dihadapannya. 

Meratapi atau melangkah? 

Mendorong perubahan masyarakat untuk lebih peduli dengan pendidikan tidak mudah, tapi bukan tidak mungkin. Tiap manusia selalu mempunyau potensi, tanpa kecuali. Hanya membutuhkan perhatian, kesempatan dan dukungan. 

Kehidupan dimulai setelah membaca. Kenapa membaca?  Karena pembiasaan membaca memudahkan dalam membuka cakrawala dunia. Ilmu, budi pekerti, budaya dan teknologi mudah tergambar melalui membaca. Saat anak mulai membaca, dimulailah petualangannya dengan dunia. Keingintauan dan rasa penasaran akan banyak hal diharapkan memberi motivasi untuk maju. Banyak wawasan akan memberikan optimisme. 

Hari ini Selasa 30 April 2019 berkat kerjasama Komunitas GELEMACA, Cirebon Power dan relawan Taman Bacaan Anak (TBA) Bandengan Kabupaten Cirebon mengadakan Wisuda Literasi yang dikemas dalam Festival Literasi Pesisir.   Melalui acara ini masyarakat pesisir utara patut berbangga,  ada 150 anak pesisir yang diwisuda setelah 4 bulan berjibaku menyelesaikan tantangan membaca 1 bulan 1 buku dalam kegiatan Tantangan Baca . 

Tidak hanya membaca namun anak juga harus membuat reviu dari buku yang sudah dibaca. Tiap hari sabtu anak anak ini berkumpul di TBA Bandengan, rutinitasnya adalah mengisi buku jurnal yang berisi reviu dan catatan lainya, dibantu relawan sebagai pendamping. 

Sebagai penyemarak dan penguatan konten edukasi Tim dari komunitas gelemaca memberikan materi tematik berkarakter yang menyenangkan baik berupa mendongeng, permainan dan workshop. Acara sabtu tidak pernah sepi, ramai dan selalu "pecah" dengan keceriaan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline