Publik kembali digegerkan dengan berita yang membanjiri lini masa.
Bagaimana tidak, seorang aktivis HAM berusia 70 tahun dikabarkan menjadi korban penganiayaan. Sontak publik mengecam keras para pelaku yang dengan kejamnya membuat ibu mertua Rio Dewanto ini babak belur.
Tidak tanggung-tanggung, tokoh masyarakat mulai dari aktris, politikus, sampai calon presiden seakan berlomba-lomba menyampaikan belasungkawa dan rasa iba yang mendalam. Berita itu kemudian 'digoreng' oleh media massa dan media sosial. Viral-lah berita itu.
Sempat dikabarkan berbohong, tokoh terkemuka seperti Prabowo Subianto, Fadli Zon, Rachel Maryam, Fahri Hamzah, bahkan Rocky Gerung berada di garis paling depan membela rekan mereka. Bahkan, ada yang menyebut kekerasan ini dilakukan oleh lawan politik.
Namun, semua berubah setelah pengakuan dilontarkan.
***
Berita yang tadinya bernuansa duka bercampur amarah, dalam sekejap berubah genre menjadi drama komedi. Semua berbalik menyerang Ratna Sarumpaet akibat dusta yang dirancangnya.
Ternyata benar, drama penganiayaan tragis itu hanyalah cerita khayalan yang dibisikkan entah oleh setan mana kepadanya. Hujatan dan makian memenuhi kolom komentar pada setiap berita, kendatipun beliau sudah meminta maaf dan mengakui kesalahannya.
Masalah sudah selesai, namun celotehan netizen terus berlanjut. Tragisnya,
hampir tidak ada celotehan yang konstuktif, sebaliknya destruktif dan provokatif.
Padahal, di balik kisah ini banyak pelajaran berharga yang dapat kita ambil bila saja kita tidak memenuhi pikiran kita dengan emosi.
Mengutip perkataan Ratna Sarumpaet di dalam pengakuannya:
"Mari kita semua mengambil pelajaran dari kejadian ini..."