Dari sekian petualangan membawa si hitam menyusuri Pantai lintas selatan, Taman Nasional Alas Purwo atau Afrikanya Jawa di Taman Nasional Baluran, aku lebih terkesan saat ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru jalur Malang. Sempat dikritik teman karena jalur ke Bromo biasanya lewat Pasuruan atau Probolinggo yang mulus jalannya, apalagi disayangkan jika mobil avanza ini lewat Tumpang Malang yang merupakan jalur pendakian ke Gunung Semeru.
Hutan Taman Nasional Alas Purwo
Alasannya jalan rusak menanjak terus dan sempit, kanan kiri lembah serta resiko longsor karena lagi musim penghujan. Yang saya pikir adalah saat menuju ke savana dan Ranu Pane selip nggak mobil ini karena rata-rata yang lewat sana mobil berpenggerak 4 roda, tapi karena petualangan ini lebih menantang akhirnya kuputuskan berangkat!!
Di Taman Nasional Baluran Afrikanya Jawa
28 Desember 2009 pagi-pagi kami berlima tancap gas ke Tumpang, udara sejuk sambil melihat perkebunan apel kiri kanan. Tak terasa sambil menikmati pemandangan sudah sampai di air terjun Coban Pelangi tapi kulewati saja karena sudah pernah kesana, cuaca mendung sambil komat kamit doa semoga nggak hujan soalnya ini masih pinggiran Taman Nasional padahal perjalanan masih 20 Km itupun aspal sudah habis. Jalanan kasar yang di cor seperti paving besar banyak yang mulai rusak dan pecah.
Akhirnya sampai pos pintu masuk kawasan Taman Nasional dan bayar restribusi. Tidak jauh dari pos ada papan obyek wisata Air Terjun Trisula yang konon air terjunnya terbelah tiga tapi berhubung targetnya savana dan kuatir segera hujan, si hitam segera melaju menyusuri jalanan yang tak hentinya bergelombang dan batu-batu jalan yang mulai lepas, untungnya avanza ground clearancenya cukup tinggi untuk melewati jalan yang tidak bersahabat. Selama perjalanan kami berjumpa kendaraan seperti HardTop, Taft dan Land Rover bolak balik berpapasan sedang membawa pendaki atau lagi offroad. Kuperhatikan wajah mereka yang kelihatannya mikir apa nggak sayang mobilnya atau kurang kerjaan kali nih orang musim penghujan nggak pake 4x4 ke Ranu Pane atau ke Bromo, cuek ah yang penting yakin avanza pasti bisa.
Kasihan juga nih mobil…
Jalan terus menanjak dimana awal start tadi masih ketinggian 400 meter dan menuju ketinggian 2000 meter. Sambil mengagumi petani sayur yang tahan dingin karena cuma pakai kaos parpol kualitas tipis akhirnya kita sampai di punggung naga. Istilah punggung naga karena kita menyusuri punggungan bukit naik turun kondisi kiri kanan lembah campur kabut, hmm…benar-benar negeri di atas awan. Yang lain asyik diskusi pemandangan kiri kanan yang jadi supir harus ikhlas mata fokus ke depan saja perhatikan jalan, apalagi pinggiran lembah yang nyaris tidak kelihatan karena kabut, Karena pandangan terbatas tiba-tiba di depan kami tampak truk sayur ke arah kita, kalo mundur ke belakang dengan kondisi kabut tebal begini ya susah melihat sambil mundur, beda kalo kedepan ada foglamp. Akhirnya truk sayur tersebut memilih berhenti. Terima kasih buat bapak sopir truk yang baik hati mempersilahkan kami lewat dahulu, tak lupa klakson dinyalakan sebagai tanda terima kasih
Setelah melewati Desa Ngadas dengan mendaki pelan akhirnya sampai di Jemplang. Tempat ini adalah pertigaan yang jika turun menuju savana sedangkan jika lurus ke Ranu Pane, tapi kuputuskan perjalanan dilanjutkan ke danau dulu saja. Saat menanjak lagi, disini kita harus extra hati-hati kawan karena ada jalan yang menanjak dengan kemiringan mencapai 45derajat dan tanah licin bekas hujan semalam. Roda yang terkadang selip bikin merinding karena menanjaknya sambil berbelok kuatir nggak bisa naik dan melorot ke bawah, apalagi sisi kiri dan kanan jurangnya cukup dalam plus tidak ada pagar pembatas cukup bikin kuatir. Takut sih gak, tapi merinding iya hehehe sama saja. Gara-gara beberapa tanjakan bau kampas kopling sukses menggantikan bau parfum mobil, emang benar kata teman mendingan musim kemarau daripada musim hujan, licinnya ampun-ampun.
sisi kiri saat menanjak..hati-hati tidak ada pagar pembatas bro..
Tapi perjalanan tadi sudah membuktikan kalo Toyota avanza benar-benar tangguh serta mampu melibas segala medan. Sambil cek kondisi mobil kuperhatikan mobil petualang yang lewat dengan santainya mulus menanjak karena berbekal penggerak 4 roda dan ban kasarnya. Sambil menyetir aku berharap toyota avanza ke depan dibekali fitur 4WD yang pasti banyak membantu pekerjaanku di bidang properti dan juga saatberpetualangan bersama keluarga.
Akhirnya masuk kawasan Taman Nasional sisi Lumajang, di pos pendakian Gunung Semeru si hitam kuparkir di dekat danau. Sebenarnya danau di ketinggian 2200 meter ini ada dua cuma satunya agak masuk kedalam. Danau atau Ranu ini bernama Ranu Pane dan Ranu Regulo, Ranu Kumbolo lebih bagus lagi tapi mobil nggak bisa kesana. Sambil istirahat kuperhatikan avanza hitam ini yang berubah jadi avanza coklat, kasihan juga sih tapi sudah takdirnya sejak 2006 menemani aku berpetualang. Sambil makan seperti biasa jip-jip pembawa pendaki yang naik atau turun lalu lalang melihat mobil kita yang berlepotan lumpur dengan wajah mikir, udah mas doakan saja saya punya mobil 4x4 saya juga kasihan sama mobil ini hahaha…
Ranu pane dilihat dari pos pendakian Gunung Semeru
Hari sudah siang kuputuskan berangkat segera karena target savana dan lautan pasirnya harus segera sampai, biar segera istirahat sebelum lanjut mengunjungi Air Terjun Madakaripura yang terkenal sebagai tujuan akhir. Setelah foto-foto sebentar si hitam kembali menelusuri punggungan bukit menuju pertigaan Jemplang lagi, bedanya sekarang turunnya yang curam mau nggak mau persneling satu wajib nggak boleh diganti dibantu injak rem terus menerus sambil berdoa semoga rem mobil sehat walafiat..amin
Pose dulu di pinggir tebing jemplang sebelum turun
Sebelum turun ke savana kukeluarkan binokuler dulu untuk melihat apakah ada kendaraan naik, ternyata ada tiga dan selisih sekitar 1 kilometer di belakang juga ada rombongan jip juga mengarah ke kita. Segera semua penumpang kusuruh masuk mobil sambil perhatikan jalan kecil yang lebarnya lagi-lagi satu mobil, tepat mobil ketiga keluar aku segera meluncur ke bawah. Klakson dinyalakan setiap menjelang kelokan kuatirnya jip berikutnya sudah naik dan berpapasan apalagi jalan sempit. Kalau berpapasan bisa keringat dingin karena kita yang turun harus minggir ke arah sisi lembah dan yang naik menyerempet dinding tebing berarti sama-sama nggak enak juga ya hahaha, akhirnya setelah 12 menit menuruni lereng bukit akhirnya kita sampai di ujung savana.
Tampak jalan kecil menuju arah Bromo
semak di jalan sempit bikin baret mobil
Luar biasa savana ini Tuhan, hamparan rumput hijau segar dan luas, tebing tinggi kiri kanan menjulang, sambil kuperhatikan tebing di kanan yang berarti tadimenyusuri punggungan tebing di atas, amboi tingginya. Pelan pelan menyusuri savana sambil mengagumi pemandangannya. Jalan paving besar sudah mulai habis berganti jalan tanah yang becek tapi tidak ada hambatan, jika selip pun masih wajar. Saat di tengah savana kita teriak-teriak lepas, bagi yang mau memaki bos nya juga silahkan hehehe.. Tapi suasana benar-benar sepi, sunyi dan dingin cocok buat yang lagi stres kerja. Tak terasa perjalanan menyusuri savana akhirnya membawa kita mulai memasuki wilayah lautan pasir Bromo.
Paving terakhir sebelum melintas savana
Kuatir pasti saat melewati lautan pasir karena pasirnya lembut resiko selain selip tapi juga ambles, akhirnya bangku ketiga avanza harus diisi agar traksi ban belakang lebih baik, setiap ada selip kalo perlu digenjot mobilnya hehehe.. kalo ada semacam aliran air ya dibuat cepat jalannya agar kesannya melompati air sambil kucari jalanan bekas dilalui kendaraan karena biasanya lebih padat. Saat di area pasir berbisik tak lupa Avanza kufoto buat kenangan. Akhirnya setelah susah payah di pasir gembur sampai juga di Cemorolawang Probolinggo, capek tapi asyik petualangannya. Jika kalian ingin penasaran tangguhnya avanza jangan lupa klik saja di http://www.toyota.astra.co.id/product/avanza/
Toyota Avanza di lautan pasir
Berhubung waktu sudah menjelang sore kuputuskan membatalkan air terjun Madakaripura, yang penting target sudah tercapai karena kita masih 3 jam perjalanan balik ke Malang. Sambil istirahat aku diskusi sama pasanganku kalo savana tadi oke juga buat pra-wedding, tapi kita cuma asal ngomong saja sambil ngelus si hitam karena bodinya kiri kanan baret semua tergores semak, kasihan dirimu nak..
20 Juni 2010 apa yang kita ucapkan ternyata menjadi kenyataan, aku dan pasanganku memutuskan untuk menikah dan kita ingin pra-wedding di savana Bromo. Seperti biasa si hitam kita panggil kembali untuk mengantar sekaligus jadi kamar ganti pakaian kita. Pra-wedding kita sih sederhana tapi berkesan bagi kita. Terkadang saat sama Istri melihat Judika dan Duma di videoklip lagunya lagi pra-wedding di Bromo, kita sering bercanda..Eh Judika pakai ide kita lho hehehe..
berpose dulu sebelum pemotretan bersama Avanza
tampak saudara tua Avanza di savana
Terima kasih Toyota Avanza, kenangan petualangan bersamamu susah dilupakan, tangguh dan nyaman itu yang kita simpulkan selama menemani liburan kita, semoga Toyota Avanza ke depan semakin lebih baik dan selalu ditunggu penggemarnya…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H