Dulu mungkin Saya sangat membenci sekali Orang-Orang yang kerjanya hanya mengkritik-kritik dan kritik Pemerintah. Kalau di ucapin mungkin gini, "Mereka yang kerjanya mengkritik emang kalau jadi Pemimpin bisa jauh dari kritikkan,". Ya hal itu berlangsung selama 6 tahun saja. 6 Tahun Saya pro Pemerintah. Karena Saya masih yakin, SBY masih bisa di harapkan. Di harapkan dalam apa ? Di harapkan dalam ketegasannya, di harapkan dalam kewibawaannya, di harapkan untuk menepis isu-isu bahwa SBY cuma bisa pidato-pidato dan pidato jika ada masalah.
Namun sayang, kepercayaan itu sirna lama kelamaan setelah berbagai macam kasus menimpa Saudara-Saudara Saya yang merupakan Pahlawan Devisa (Saudara se-Bangsa). Pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa dalam mengatasi masalah TKI. Pemerintah cuma bersikap tenang terhadap Malaysia dan Arab Saudi atau Negara yang ada kejahatan pada TKI. Pemerintah cuma bisa membikin citra hebat untuk Luar Negeri. Namun di Dalam Negeri, Pemerintah sama sekali tidak hebat. Negara ini lama kelamaan makin tinggi kesenjangan sosialnya, makin tinggi tingkat pembunuhannya, makin tinggi tingkat individualismenya.
Bayangkan ketika Lampung membara, Kepala Negara tidak dengan tegas mengusut siapa dalangnya. Atau Kepala Negara tidak mampir sebentar ke Kota Gajah itu untuk sekedar meninjau. Kemudian, Kepala Negara juga tidak terlihat melobby dengan keras Pemimpin Negara mungkin seperti Raja Abdullah bin Abdul Aziz dari Arab Saudi agar TKI tidak di hukum pancung atau PM.Najib Tun Razak dari Malaysia agar Malaysia menjamin keselamatan TKI. Karena Malaysia sangat membutuhkan TKI. Harusnya kalau di pikir, Indonesia itu kaya sekaya-kayanya Negara di Dunia. SDM dan SDAnya melimpah di berikan Tuhan. Namun mengapa Kita tidak bisa menjadi Negara Adidaya/Adikuasa ?
Kenapa Kita tidak membuat sendiri persenjataan untuk Tentara ? Mengapa Kita tidak bisa berswasembada beras atau lumbung Padi seperti Thailand ? Mengapa Kita tidak canggih dalam bidang Teknologi ? Mengapa Kita tidak bisa menjadi kiblat Musik seperti Korea Selatan dengan K-POPnya ? Mungkin jawabnya singkat, Pemerintah tidak memikirkan itu. Pemerintah hanya memikirkan citra Indonesia di mata Dunia. Pemerintah hanya memikirkan bagaimana Indonesia bisa membusungkan dada bila keluar Negeri. Sementara Rakyatnya tak seperti yang di bayangkan. Indonesia punya Kilang Minyak terbesar yaitu Ambalat kemudian di Papua. Mengapa Pemerintah tidak memakai Mahasiswa-Mahasiswa terbaik ITB untuk mengelola ?
Mengapa Pemerintah tidak memperjuangkan Freeport agar jadi milik Indonesia seutuhnya ? Mengapa Pemerintah tidak mengelola Ambalat ? Mengapa Pemerintah cuma bisanya menghambur-hamburkan uang Rakyat dengan kunker kesana-kesini ? DPR yang minta uang ini itu untuk membaguskan Kantornya atau untuk kunker kesana-kemari. Tapi tak membawa dampak positif untuk Rakyat. Seperti yang Saya alami di Arab Saudi (ketika Umroh). Masyarakat sana rata-rata kalau bilang dari Indonesia, Mereka langsung bicara bahasa Indonesia. Namun WNI di Arab juga tak jarang di lecehkan oleh Masyarakat Arab. Seperti Laki-Laki Arab yang tertarik sekali dengan Wanita Indonesia karena menurut Mereka Negara Kita adalah Negaranya Babu-Babu. Alias rendahan.
Kemudian Masyarakat Indonesia di Arab Saudi tidak begitu di hormati. Saya merasakannya. Kalau di pikir, Indonesia itukan pengirim TKI, kalau Negara penerimanya tidak di kirim TKIkan akan kesulitan. Harusnya Indonesia itu di hargai oleh Negara yang membutuhkan TKI. Bukan di remehkan. Ketika WNI di Arab di fitnah majikannya hingga di hukum pancung, tidak ada Pemeintah Kita yang terus-terusan melobby Raja Abdullah bin Abdul Aziz untuk membatalkannya. Soal Hafidz Bin Kholil Sulam dari Sampang, Madura. Kalau Rakyat Indonesia tidak menggalang dukungan untuk Hafidz, mungkin Beliau sudah wafat. seperti Almh.Ruyati.
Dan yang terbaru soal 3 Polisi yang memperkosa TKI dan mengatakan Mereka tidak bersalah memperkosa TKI tersebut. Pemerintah apa gak malu dengan jawaban seperti itu ? Apa urat malu Pemerintah udah gak ada lagi ? Bayangin, Penegak Hukum Negara yang mengaku Saudara serumpun gitu aja bisa bilang kalau Mereka gak bersalah memperkosa TKI. Harusnya kalau mau, Pemerintah tegas dengan memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia lalu samperin PM.Najib Tun Razak buat protes. Paling Pemerintah cuma bisa bilang, "Tidak Semudah Itu Memutuskan Hubungan Diplomatik dengan Malaysia,". Sekali lagi seperti judul di atas. Rakyat cuma berkoar-koar buat mutusin hubungan diplomatik dengan Negara Jalur Gemilang tapi Pemerintah ya gitu deh.
Makanya gak heran jikalau Budaya Indonesia sekarang perlahan-lahan mulai terkikis K-POP. Ampe termehek-mehek deh liat Boyband dan Girlband Indonesia yang OPPA ABIIIIES..... Baru deh kalau Malaysia mulai mencantumkan budaya Indonesia, Pemerintah mulai kelabakkan. Bukan kelabakkan gara-gara Budaya Indonesia di curi. Kelabakkan karena bakal di demo Rakyat.
SEKIAN !!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H