Waktu kecil ada Tetangga Saya bilang ke Mama kalau Sahabatnya sekarang sudah tidak bisa menghirup udara bebas. Karena Dia sudah ada di Hotel Prodeo. Seusai Tetangga Saya bercerita panjang lebar ke Mama, kemudian Saya bertanya pada Mama. "Ma, Hotel Prodeo itu udaranya sedikit ya ?" Lalu dengan sabar, Mama menjelaskan bahwa Prodeo itu bahasa halus untuk Jeruji Besi lebih halus lagi untuk Penjara. Ternyata, Sahabatnya Tetangga itu berantem sama Temennya dan di masukkin deh ke Hotel Prodeo.
Yang di atas Prolog aja kok :-P Ok, Saya akan membahas mengenai seputar Koin Presiden. Rupanya Koin Presiden itu di gagas oleh Anggota Dewan di Senayan ya juga HMI ? Uhm... Yayaya... Tentang Koin Presiden yang makin memanas. Apalagi kini sudah ada logo seperti logo Koin untuk Prita Mulyasari dahulu kala. Cuma logonya itu di ganti nama menjadi Koin untuk Presiden. Dengan memiliki latar berwarna kuning. Kayak yang di sebelah kanan bawah ini -> Nah ini Dia salah satu Ketua Umum Badko HMI Jabotabeka-Banten, M. Chairul Basyar yang menggagas adanya 'KOIN UNTUK PRESIDEN'. Kalau yang HMI, Saya gak tau deh apa alasannya menggagas Koin Untuk Presiden ini. Tapi kalau yang di DPR, katanya itu untuk bentuk keprihatinan atas ucapan Presiden yang gajinya selama 7 tahun belum naik. Di DPR mungkin udah pada kenal ya Kompasioner nama-nama ini. Ada yang ngetop dan ada yang baru mau ngetop. Kayak Bambang Soesatyo, Desmond J Mahesa, Syarifuddin Suding, dan Edi Ramli. Nah, Mereka itu cuma berbincang-bincang masalah Koin namun tidak menyuruh membuat Kotak. Katanya lho ^_^. Tapi katanya Nasir Djamil dari Fraksi PKS di Komisi Hukum. Dia dan Teman-Temannya terkejut dengan adanya Kotak Koin Untuk Presiden di depan pintu masuk Komisi Hukum. Nah katanya lagi, karena Kotak sudah tersedia Bung Nasir dan Rekan-Rekannya dengan sukarela mengisi itu Kotak. Yang lebih lucu lagi nih, di Kotakkan tulisannya Koin Untuk Presiden. Nah Nasir Djamil bilang kalau pengumpl Koin Untuk Presiden di pidanakan, harusnya Presiden malu. "Kan ini bisa saja untuk Presiden Tunisia. Kecuali kalau tulisannya Koin Untuk SBY." ujar Nasir Djamil. Kayak gimana sih wajahnya Nasir Djamil ? Penasaran gak ? Gak ya ? Tapi penasaran atau gak, ini deh tetep Saya tunjukkin. Seperti ini Orangnya -------------------------------------->
Koin Untuk Presiden yang terus bergulir membuat Istana Negara panas. Menurut Istana, pengumpulan Koin Untuk Presiden itu merupakan pelecehan simbol Negara. Karena Presiden erupakan simbol Negara. Berikut kutipan Julian Aldrin Pasha ( Juru Bicara Kepresidenan Bidang Dalam Negeri ) "Tindakan itu bisa dipidanakan, namun kami belum ada langkah-langkah lebih lanjut. Yang pasti itu adalah tindakan yang patut disayangkan karena ini merupakan suatu pelecehan terhadap simbol negara,". Sama halnya dengan Julian Aldrin Pasha, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengungkapkan rasa kecewanya terhadap Koin Untuk Presiden. "Ya, sangat tersinggung, ada koin untuk Presiden. Sangat tersinggung saya. Semua. Beliau (SBY) bagaimana tidak ? Wong, Dia sama sekali tidak mengeluh. Mereka (pengumpul koin) salah menafsirkan. Mereka itu tidak mendengar apa yang disampaikan Presiden dalam rapim TNI/Polri. Terserah mereka buat apa. Tapi Presiden tidak menginginkannya." Kemudian mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla berpendapat bahwa sebenarnya kenaikan gaji Presiden sudah di usulkan dari tahun 2006. Namun Presiden menolak gajinya naik. Menurut JK, kenaikan gaji tersebut sebetulnya juga bukan untuk Presiden saja. Namun untuk semua termasuk Pegawai Negeri. "Pengajuan itu dilakukan tahun 2006. Bukan cuma gaji Presiden dan Wapres, tapi gaji pegawai negeri dan semua para pejabat. Ini bagian dari kampanye clean government itu. Pemerintahan yang bersih. Supaya para pejabat kita jangan cari sabetan sana-sini, kesejahteraan mereka harus diperhatikan. Maka di susunlah rancangan kenaikan gaji semua pejabat itu." Lanjut JK bahwa tahun 2006 gaji Presiden sebesar Rp 62-an juta dan Wakil Presiden Rp 50-an juta. Gaji segitu menurut JK lagi di rasa kurang karena "Presiden dan Wapres itu harus hidup layak juga. Dia perlu duit untuk fitness biar sehat. Perlu duit untuk bedak istri. Masak istri kita tidak boleh bedak. Perlu beli baju yang agak pantas. Sepatu yang juga agak pantas dan lain-lain. Selain itu, banyak keluarga dan teman yang datang minta bantuan. Yang ini juga harus dipikirkan. Kalau pergi hajatan kawinan, jumlah isi amplop jelas harus agak besar sedikit. Jumlah layaknya angpau untuk kawinan itu memang tidak ada, tapi dalam benak publik angpau dari Presiden dan Wapres pasti harus lebih besar kan? Jadi, untuk orang yang mau hidup jujur, mau membersihkan korupsi, jumlah Rp 62-an juta itu harus dipertimbangkanlah." Bersambut dengan Istana, Polri pun siap memidanakan penggagas dan pengumpul Koin Untuk Presiden. "Itu penghinaan (simbol negara), sebaiknya masyarakat tidak melakukan hal itu. Tindakan itu bisa dipidanakan, namun kami belum ada langkah-langkah lebih lanjut. Yang pasti itu adalah tindakan yang patut disayangkan karena ini merupakan suatu pelecehan terhadap simbol negara," kata Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Polisi Anton Bachrul Alam di Mabes Polri. Polri siap menindak siapa pun yang melakukan aksi pengumpulan koin itu, termasuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat sekali pun. "Ya semuanya, hukum tidak memandang siapapun. Polri menunggu laporan dan siap menindaklanjuti," kata Anton lagi. ======================================= Yah menurut Saya sih Mereka yang pengagas dan pengumpul harus merasakan sementara aja Jeruji Besi. Karena Mereka itu sudah menghina simbol Negara. Sebenarnya Saya agak sedikit kecewa jga dengan Istana mencakup isinya. Kayak gini aja di penjara. Tapi kayak bakar foto Presiden, Wakil Presiden dan para Menterinya di diamkan saja. Harusnya di tindak tegas. Saya juga setuju kalau Koin tersebut melecehkan. Masa Presiden Republik Indonesia di hargai dengan koin ? Yang bener aja. Hedeh... Terus apakah mengenai Penjara itu ancaman saja ataukah beneran ? Kalau iya, adakah Anggota Dewan, HMI atau Rakyat yang di jebloskan ? Tunggu saja kelanjutannya. Semoga ada jalan terbaiklah untuk Indonesia. Amin. Oh ya Gong Xi Fat Choi ya buat Teman-Teman yang merayakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H