Lihat ke Halaman Asli

Yudhistira Widad Mahasena

Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.

Melamar Kerja Itu Seperti Audisi Menyanyi

Diperbarui: 29 April 2023   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bismillahirrahmanirrahim.

Sebagai lulusan Universitas Widyatama Bandung dengan gelar D4 (diploma 4) di bidang Desain Grafis, sekarang saya sedang berjuang mencari kantor atau tempat kerja yang dapat menjadi sarang saya mengasah apa yang diajarkan oleh dosen di kampus dulu. Karena jujur saja, saya sudah bosan tinggal di rumah, kesepian, tanpa pekerjaan dan penghasilan yang tetap. Saya ingin kerja kantoran agar penghasilan dapat, teman juga dapat.

Tentunya melamar kerja itu tidak mudah dan tidak langsung mendapat panggilan.

Proses lamaran kerja:
1. Perusahaan membuka lowongan kerja di bidang tertentu
2. Kita mengumpulkan berkas melalui email
3. Kita menunggu 2-3 pekan untuk mendapat respons dari perusahaan tempat kita melamar kerja
4. Jika lamaran diterima, kita wawancara
5. Setelah wawancara, kita disuruh menunggu maksimal 2 pekan untuk mengetahui hasil wawancara
6. Jika diterima, kita siap bekerja di kantor tersebut

Anggaplah melamar kerja itu seperti mengikuti audisi menyanyi. Kota tempat tinggal kita membuka audisi lomba menyanyi skala besar seperti Indonesian Idol atau X Factor Indonesia. Perusahaan tempat kita melamar kerja, kita ibaratkan kota yang membuka audisi lomba menyanyi tersebut.

Lalu kita menyanyi, lalu kita menerima masukan dari juri yang menguji kita. Jika hasil audisi kita diterima, kita berangkat ke Jakarta untuk mengikuti audisi lebih lanjut. Anggap saja wawancara kerja itu babak eliminasi. Wawancara diterima = kita lolos dari eliminasi dan masuk ke showcase.

Apakah kita lolos atau tersingkir di babak selanjutnya, itu menjadi tolak ukur kita siap berkarya. Karena tujuan Indonesian Idol atau X Factor diadakan adalah untuk jadi penyanyi atau musisi. Yang dilahirkan musisi apa? Karya. Pun halnya jika kita melamar jadi desainer. Yang dilahirkan desainer apa? Karya. Desainer grafis kerjanya mencari solusi dari masalah terentu dari sudut pandang ilmu komunikasi. Ada komunikator, ada komunikan. Seperti penyanyi yang berkomunikasi dengan penonton.

Itu saja.
Semoga hari Anda menyenangkan.

Tabik,
Yudhistira Mahasena




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline