Bismillahirrahmanirrahim.
Tak terasa sudah kita berada di penghujung tahun 2022. Banyak cerita yang kita lalui sepanjang tahun yang sangat membanggakan ini. Setelah sejumlah aktivitas ekonomi terpaksa ditunda karena Covid-19 selama dua tahun, akhirnya banyak orang mulai pergi ke kantor untuk bekerja. Tentunya sambil tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada.
Saya bisa merangkum beberapa kejadian di Indonesia yang menyimpan cerita sepanjang tahun 2022. Ini dia mereka, tanpa urutan tertentu:
1. Indonesia menjadi tuan rumah G20
Tahun ini, kita dapat berbangga diri karena negara kita tercinta, Negara Kesatuan Republik Indonesia, menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang diselenggarakan tanggal 15-16 November 2022 di Bali. G20, singkatan dari Group of Twenty, adalah forum antarpemerintah yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa yang berfungsi untuk mengatasi masalah utama yang terkait ekonomi global seperti stabilitas keuangan internasional, mitigasi perubahan iklim, dan pembangunan berkelanjutan.
Tema KTT G20 tahun ini adalah "Recover Together, Recover Stronger" - pulih bersama, pulih lebih kuat. Melalui tema KTT ini, Indonesia mengajak seluruh dunia untuk saling bahu-membahu, mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan. Sebagaimana kita tahu, Indonesia termasuk salah satu negara yang sukses mengendalikan Covid-19, lewat upaya seperti PPKM dan vaksinasi. Virus terkendali, kegiatan ekonomi pun berjalan kembali.
2. Kasus penembakan Brigadir J
Berikutnya adalah salah satu berita yang saat ini banyak diberitakan di Indonesia tahun ini, yaitu pembunuhan Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) pada tanggal 8 Juli 2022. Tiga hari setelah Brigadir J meninggal karena ditembak, atasannya sendiri, yakni Ferdy Sambo, ditetapkan sebagai tersangka.
Mereka bilang semua yang hidup pasti akan merasakan kematian. Namun jika kematiannya disebabkan oleh cara yang tidak manusiawi, harus dipertanggungjawabkan di mata hukum.
Hingga saat ini kasus masih berlangsung di pengadilan.
3. Tragedi Kanjuruhan
Pada tanggal 1 Oktober 2022, sepak bola Indonesia berduka. Bagaimana tidak, menyusul kekalahan Arema FC dari Persebaya Surabaya, sekitar 3.000 orang turun ke Stadion Kanjuruhan, Malang dan saling dorong. Kerumunan dibubarkan dengan gas air mata. Akibat tragedi ini, sebanyak 132 orang dinyatakan meninggal dunia.
Tragedi Kanjuruhan menjadi tragedi terbesar kedua dalam dunia sepak bola setelah kejadian di kota Lima, Peru, pada 24 Mei 1964. Sebagai akibatnya, semua pertandingan sepak bola di Jawa Timur dihentikan sementara.
Selang 4 minggu kemudian tragedi Itaewon di Korea Selatan membuat semua berantakan, yang mengakibatkan Presiden Yoon Suk-yeol turun tangan dan mengumumkan periode berkabung nasional di Negeri Ginseng hingga 5 November 2022. Moral cerita: tidak boleh saling dorong karena dapat memancing keributan.