Lihat ke Halaman Asli

Yudhistira Widad Mahasena

Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.

Semua Anak Indonesia Istimewa (Postingan Spesial Hari Anak Nasional)

Diperbarui: 23 Juli 2022   18:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bismillahirrahmanirrahim.

Tanggal 23 Juli selalu diperingati sebagai Hari Anak Nasional. Hari Anak Nasional bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran anak untuk menghormati orang tua, dan selain itu agar anak bersemangat membangun serta berbakti dan mengabdi kepada bangsa dan negara sesuai dengan prinsip Pancasila. 

Hari ini, untuk merayakan Hari Anak Nasional, saya akan menulis tentang arti penting seorang anak bagi kita, mengapa semua anak Indonesia istimewa, dan rasa sakit hati saya akan perilaku kekerasan terhadap anak serta perdagangan anak.

Seperti yang sudah sering saya ucapkan tempo hari, anak dilahirkan ke dunia bukan dengan dikirim seekor bangau. Anak dilahirkan lewat proses persalinan setelah dikandung selama 9 bulan 10 hari. Tentunya bukan hal yang mudah. Bahkan saat dalam kandungan pun, mulai dari sperma, zigot, embrio, sampai lahir, bayi berjuang untuk lahir dengan sehat. 

Kemudian, bayi tumbuh besar dan belajar hal-hal baru, seperti belajar berbicara, merangkak, berjalan, berlari, hingga bersosialisasi. Bayi belajar dengan sangat cepat. Inilah masa emasnya.

Arti penting seorang anak adalah sebagai seorang generasi penerus bangsa. Ketika anak kita masuk sekolah, mereka belajar ilmu-ilmu dasar seperti huruf, angka, warna, dan bentuk, serta belajar kegiatan sederhana seperti berhitung, menulis, membaca, dan kemandirian. 

Hal-hal ini penting diajarkan kepada seorang anak sebelum mereka berusia sekurang-kurangnya 5 tahun.

Mereka bilang, anak adalah cobaan, seperti yang diucapkan dalam Q.S. Al-Anfal ayat 28 yang berarti:

"Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah adalah pahala yang besar."

Cinta kita kepada harta dan anak jangan sampai melebihi cinta kita kepada Allah SWT. Sesibuk apa pun kita mengurus anak dan mendidiknya menjadi orang yang benar, jangan lupa bersyukur kepada Allah, karena Dialah yang menitipkan anak kepada kita sebagai pendamping hidup. 

Kita manusia adalah makhluk sosial, tidak bisa hidup sendiri. Tentunya pria dan wanita menikah untuk dikaruniai anak sebagai pendamping hidup dan teman bicara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline