Lihat ke Halaman Asli

Yudhistira Widad Mahasena

Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.

Yang Salah dengan "Keluarga Cemara 2" dan Cara Memperbaikinya

Diperbarui: 25 Juni 2022   20:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Bismillahirrahmanirrahim.

Tadi, saya dan keluarga pergi menonton film "Keluarga Cemara" di XXI Cihampelas Walk, Bandung. Film ini merupakan kelanjutan dari film "Keluarga Cemara" tahun 2018 lalu, yang mengintip kehidupan Abah (Ringgo Agus Rahman), Emak (Nirina Zubir), dan ketiga putri mereka yang cantik-cantik: Euis (Zara Adhisty), Ara (Widuri Putri Sasono), dan Agil (Niloufer Bahalwan) di sebuah desa di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Film ini kembali diproduksi oleh Visinema Pictures.

Fokus utama film ini adalah Ara, yang harus mulai belajar pulang sendiri karena Abah baru saja mendapat pekerjaan di peternakan ayam dan Euis sudah SMA dan lebih sibuk dari saat dia SMP. Suatu hari, dia menemukan anak ayam yang tersesat di pinggir jalan sepulang sekolah. Ara mengaku bisa berbicara dengan ayam, yang tidak dipercayai oleh Abah. Masalah muncul ketika Euis berpacaran dengan teman sekelasnya, Deni (Kafin Sulthan), yang juga ditentang Abah. Padahal, baik Euis maupun Ara sudah besar - suka pada lawan jenis normal bagi anak seusia mereka. Pada akhirnya anak ayam yang ditemukan Ara dikembalikan ke tetangga mereka.

Sekarang, sementara saya menyukai filmnya, saya bisa menemukan tiga hal yang salah dengan "Keluarga Cemara 2" dan cara memperbaikinya. Dan mereka adalah...

1. Setengah filmnya
Setengah dari keseluruhan film "Keluarga Cemara 2" hanya Ara dan teman sekolahnya, Aril (Muzakki Ramadhan), mencari keluarga ayam Neon. Tidak ada yang menarik. Bandingkan dengan film "Keluarga Cemara" pertama yang konfliknya yaitu keluarga Abah jatuh miskin dan pindah dari kota metropolitan Jakarta ke Kabupaten Bogor, dan Euis menjadi kambing hitam keluarga.

Saya mengerti Ara adalah anak tengah, yang mana stereotipenya yaitu merasa dikucilkan, tidak dihargai, merasa tidak berguna, dan mudah terganggu secara emotif. Jalan keluar konfliknya yaitu mencari keluarga ayam Neon dibantu Aril. Dan karena pulang malam, Ara dimarahi Abah. Namun tidak ada pertengkaran antara Ara dan Abah, yang membuat saya merasa film "Keluarga Cemara 2" kurang greget dibanding yang pertama.

Cara memperbaiki masalah ini yaitu menampilkan lebih banyak adegan Euis dan Deni untuk mengimbanginya dengan adegan Ara dan Aril mencari keluarga ayam Neon. Mungkin harus ada adegan mereka berjalan-jalan ke kota, makan-makan, dan berkencan sampai lupa waktu, lalu dimarahi Abah, dan ditentang Euis dengan mengatakan bahwa dia sudah besar. Bisa punya dunianya sendiri - itu yang dia mau.

2. Kurang diliputnya beberapa isu
Isu yang dilirik di film "Keluarga Cemara 2" adalah masalah anak tengah yang dialami Ara. Namun, cara memperbaiki isu ini adalah menambah isu lain di film, seperti isu begal atau perampokan rumah. Kita tahu Ara dan Aril pernah pulang malam karena mencari keluarga ayam Neon, namun bisa saja ada adegan mereka hampir diganggu begal dan itu membuat Abah marah dan sedih. Atau harusnya ada adegan perampokan rumah ketika Ara dan Aril sedang mencari keluarga ayam Neon, dan Ara kembali disalahkan keluarga karena lupa menutup pintu sehingga mengundang perampok masuk.

Atau bisa saja ada adegan Euis dan Deni dihukum guru karena berpacaran. Sementara berpacaran di usia SMA normal, beberapa sekolah melarang pacaran karena mengkhawatirkan adanya seks pranikah. Inilah yang diliput di "Dua Garis Biru", film Zara Adhisty lainnya di mana dia beradu akting dengan Angga Yunanda.

3. Karir Emak di pasca-film
Film "Keluarga Cemara 2" mengambil latar waktu periode pasca-pandemi Covid-19. Kehidupan berjalan normal seperti sebelum pandemi Covid-19, namun keluarga Abah kekurangan secara finansial karena bisnis opak mereka rugi besar. Tidak ada lagi yang mau membeli opak buatan Emak. Akhirnya, Abah bekerja di peternakan ayam dan Emak mempertimbangkan bisnis ayam goreng.

Namun, di akhir film, kita tidak diperlihatkan dengan jelas karir apakah yang diambil Emak di pasca-film. Apakah dia membuka restoran ayam goreng? Atau kembali berjualan opak? Karena kita tahu Emak mempertimbangkan bisnis ayam goreng dengan bumbu modifikasi yang disukai Ceu Salmah (Asri Welas), teman baik beliau.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline