Bismillahirrahmanirrahim.
Hari ini, 2 Oktober, bertepatan dengan Hari Batik Nasional. Pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO mengakui batik sebagai Mahakarya Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Tak Benda. Pengakuan ini menyoroti kepentingan budaya batik dan peranannya dalam warisan nasional Indonesia. Batik merupakan bagian integral dari budaya Indonesia, dengan setiap wilayah memiliki corak dan teknik tersendiri yang unik. Perayaan Hari Batik Nasional setiap 2 Oktober menekankan keberagaman dan kekayaan identitas kultural Indonesia.
Setiap Hari Batik Nasional, orang pergi bekerja menggunakan kemeja batik. Bahkan di Indonesia, ada tiga kota yang terkenal dengan batiknya, yaitu Cirebon, Pekalongan, dan Solo.
Untuk merayakan Hari Batik Nasional, tahun ini saya akan menghadiahkan Anda sebuah cerpen bertema batik. Judulnya "Kemeja Batik Penuh Kenangan". Ini dia ceritanya.
Jodi terlahir dari keluarga pengrajin kain batik di Cirebon, Jawa Barat, tepatnya di Plered. Hampir setiap hari Jodi membantu keluarganya melukis corak batik di atas kain. Kain batik ini kemudian akan diolah menjadi kemeja untuk dijual di toko-toko besar di Cirebon. Jodi bangga dengan keluarganya yang pandai merajin kain batik.
Suatu hari, Jodi dibangunkan oleh suara kakeknya yang memecah kesunyian. Olala, rupanya beliau sedang panik. Sepertinya beliau kehilangan sesuatu.
"Jodi, bisa tolong kakek sebentar?" tanya kakek Jodi.
"Ada apa, Kek?" tanya Jodi.
"Jodi tahu kemeja batik kakek?" tanya kakek Jodi lagi.
"Kemeja batik yang mana, Kek?" tanya Jodi.
"Kemeja batik yang sering kakek pakai jika hendak berangkat bekerja," kata kakek Jodi. "Semalam kakek jemur dan gantung di sini, tapi sekarang sudah tidak ada. Di mana agaknya, ya?"