Lihat ke Halaman Asli

Yudhi Hertanto

TERVERIFIKASI

Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Ketahanan dan Kemandirian Kesehatan

Diperbarui: 1 April 2021   05:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petugas memeriksa sampel napas GeNose C19 calon penumpang kereta api jarak jauh di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis (4/2/2021). (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Berdikari! Konsep Berdiri Diatas Kaki Sendiri adalah pernyataan luas tentang kemandirian.

Termasuk soal kemampuan untuk membangun ketahanan berhadapan dengan berbagai kerentanan yang kita hadapi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Prinsip Berdikari disampaikan Bung Karno, dalam pidato Tahun Vivere Pericoloso, 1964 untuk menggambarkan situasi hidup yang menyerempet bahaya. Persis layaknya pandemi yang kini tengah dihadapi oleh semua negara di dunia. 

Momentum pandemi, semakin menguatkan kepentingan untuk membangun kemandirian, meski solidaritas dunia juga perlu digaungkan, karena penularan wabah bersifat global. 

Penundaan pengiriman vaksin Covid-19 dari India, karena kebutuhan domestiknya (CNBC, 26/3) menjelaskan hal tersebut. Tertundanya distribusi vaksin tersebut, berpotensi menjadi gangguan bagi proses vaksinasi di tanah air. 

Skema diplomasi dilancarkan pemerintah, untuk membuka keran pengadaan vaksin agar tidak terjadi kekosongan stok dalam upaya membentuk kekebalan komunal -herd immunity (Kompas, 30/3). Jelas tidak mudah. 

Vaksin kini menjadi kebutuhan mendasar, sekaligus menjadi komoditas yang sangat berharga, dalam upaya memerangi pandemi 

Seluruh negara di dunia yang dipaksa melambat sedikitnya dalam setahun belakangan karena pandemi, tentu kini semua pihak berupaya segera mengadakan vaksinasi populasi.

Kondisi tersebut menciptakan ruang ketimpangan, sekaligus menebalkan kesenjangan. Akses atas vaksin Covid-19 didominasi berbagai negara maju dan produsen.

Sementara itu, negara berkembang dan miskin yang bertindak sebagai konsumen justru memiliki posisi yang sangat lemah dan amat bergantung. 

Situasi ini telah diprediksi WHO tahun lalu, dalam terminologi nasionalisme vaksin (Kompas, 8/8). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline