Lihat ke Halaman Asli

Yudhi Hertanto

TERVERIFIKASI

Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Memahami Kepemimpinan dan Pemerintahan

Diperbarui: 8 Mei 2019   20:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (KOMPAS/DIDIE SW) | Kompas.com

Esensi kehidupan sebuah organisasi, dalam bentuk apapun, pada setiap tingkatan, menyoal tentang kepemimpinan.

Demokrasi adalah soal tatacara, sementara pemerintahan adalah tentang tata kelola, di titik tersebut pemimpin menjadi bagian tidak terpisahkan.

Maka kepemimpinan adalah tentang karakteristik yang melingkupi aktor bernama pemimpin. Sementara memerintah merupakan bentuk kerja yang dilakukan. Kegiatan memerintah tidak dilakukan semena-mena, karena pemimpin menjadi pengayom semua pihak.

Dengan demikian, pemimpin harus memiliki sifat kearifan dan bijaksana sebagai sifat yang melekat dalam dirinya. Pemimpin, adalah individu yang dilekatkan pada dirinya keistimewaan.

Hak istimewa dari seorang pemimpin, dibangun melalui legitimasi yang didapat untuk menjalankan kekuasaan. Dengan demikian, maka pemimpin jelas harus menjadi keutamaan didalam dirinya.

Ciri Pemimpin
Dalam Islam terdapat empat kriteria dasar seorang pemimpin, termasuk diantaranya; (a) Shiddiq, menyatakan kebenaran, dengan berkata dan berbuat benar, (b) Amanah, bisa dipercaya serta bertanggung jawab, (c) Tabligh, mampu menyampaikan bertindak sebagai komunikator handal, dan (d) Fathonah, memiliki kecerdasan untuk mampu merumuskan gagasan besar dan arah tujuan.

Mekanisme kepemimpinan, bukan sekadar kemampuan memainkan aksi simbolik, tetapi juga memiliki konsepsi yang mendasar akan persoalan-persoalan publik yang dipimpin tanpa terkecuali, termasuk mereka yang juga tidak memilihnya. 

Meski kepemimpinan bisa dimaknai dalam bentuk kerja kelembagaan, tetapi pada ujung pelatuknya seluruh pertimbangan akan menjadi keputusan individu. Pemimpin melengkapi kepemimpinan dengan para pembantunya, sifatnya memberi masukan sesuai yang dibutuhkan.

Bila kemudian pemimpin hanya mengikuti para penganjur disekelilingnya, model kepemimpinan akan menjadi sangat lemah. Demokrasi memang berbicara tentang ukuran jumlah, mayoritas atas minoritas dalam konteks suara dukungan, tetapi tidak menghilangkan aspirasi seluruh populasi.

Pemahaman atas ruang publik yang tidak homogen, membuat seorang pemimpin harus mampu melihat heterogenitas sebagai pijakan pengambilan keputusan. Sehingga, kriteria kombinasi antara Shiddiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah dikembangkan dalam ruang yang bersesuaian.

Lapangan Kepemimpinan
Pada kajian kepemimpinan yang merujuk pada berbagai praktik demokrasi, pemimpin adalah paduan dari (a) kecerdasan logika kerangka benar-salah, (b) pemahaman estetika format keindahan-kejelekan, serta (c) konsep etika terkait baik-buruk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline