Pernyataan atas pertanyaan kepada publik, menjadi pendapat umum, yang dikenal sebagai opini publik. Pengukuran opini publik yang dilakukan dengan metode ilmiah -survei, jajak pendapat, akan mendapatkan penilaian atas akurasi pandangan khalayak.
Opini dapat dipahami pula sebagai derajat persetujuan atau kesepakatan dari masyarakat untuk hal tertentu. Dampak psikologis atas potensi perbedaan pendapat ini, adalah terjadinya ancaman isolasi bila anti mainstream.
Dengan demikian, individu akan berkecenderungan sebagai penilai iklim politik. Dimana, posisi tersebut akan selalu memperkirakan kekuatan argumentasi pihak lain. Morissan mengatakan dalam teori "spiral of silence" bahwa individu memiliki karakteristik untuk menahan diri dalam menyampaikan pendapat akan isu publik. Terlebih, bila arah pendapat individu, berbalik dari pernyataan mayoritas publik.
Proyeksi dukungan atas suatu posisi opini publik, diukur melalui besar-kecilnya dukungan, dikenal sebagai kuasi statistik (quasi statistical sense). Secara psikologis politik, individu cenderung menerima atas pendapat dengan dukungan mayoritas, meski belum terbukti secara empirik maupun melalui pendekatan ilmiah.
Berdasarkan hal itu, maka survei politik menjadi alat ukur ilmiah yang dapat memberikan pengetahuan baru. Berdasarkan Mc Quail, disebutkan bila opini publik dapat menjadi sebuah fakta sosial yang objektif, dan sekaligus mendorong perubahan sikap publik.
Dan Nimmo menyatakan kerangka komunikasi politik dan pembentukan opini publik, dapat dilaksanakan dengan menggunakan berbagai teknik studi dengan pendekatan metode yang berbeda, namun demikian kebenaran yang sejatinya dari kalkulasi politik melalui varian metode statistik, adalah bahwa peneliti melakukan studi yang sempurna dan berguna.
Kecenderungan bertindak, lebih lauh lagi distimulasi oleh kepercayaan, nilai dan pengharapan. Komunikasi politik, disisi lain dimaknai sebagai komunikasi persuasif dalam memenangkan kampanye pemilihan. Dalam teritori politik, maka karakter sifat komunikasi yang terkandung (1) dinamis (2) berkelanjutan dan (3) sirkuler.
Politik sebagai sebuah proses, dapat dipahami dan dipelajari sebagai pola interaksi yang berganda, setara, bekerjasama dan bersaingan yang menghubungkan warga negara partisipan aktif dalam posisi pembuat keputusan.
Menurut Hafied, riset termasuk survei adalah proses pengumpulan dan interpretasi informasi secara sisteatis dalam pemahaman terhadap suatu masalah, sekaligus menjadi peralatan yang esensial untuk memahami kejadian atau peristiwa.
Wilayah kerja politik adalah kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijaksanaan (policy) dan sumberdaya (resource). Komunikasi politik adalah proses komunikasi yang berkonsekuensi pada aktifitas politik, dengan pesan bermuatan politik.
Dengan demikian, opini publik -pendapat umum, secara sederhana didefinisikan sebagai pendapat yang beredar dikalangan masyarakat terhadap suatu isu yang dipersoalkan oleh banyak orang. Terkait hal itu, opini publik memiliki beberapa prinsip; (1) dinyatakan verbal atau sikap yang dapat diinterpretasikan (2) membuat orang mudah terpengaruh (3) terdapat kemungkinan kepentingan pribadi (4) memiliki kecenderungan arah tertentu (5) berupaya mencari keseimbangan -stability (6) terdapat isi pesan yang dipahami dan (7) terdapat keterlibatan dalam suatu isu.