Lihat ke Halaman Asli

Yudhi Hertanto

TERVERIFIKASI

Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Masa Depan Perdagangan Pada Gelombang Ketiga

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Mekanisme bisnis masa kini, terbangun dalam komunitas berjejaring. Hal ini sesuai dengan fase perubahan dalam prediksi Alvin Toffler melalui perubahan gelombang. Dunia saat ini dibentuk melalui terpaan gelombang bersinambungan. Dimana gelombang dunia pertama terletak pada masyarakat agraris, pada tahap ini pola produksi adalah berdasarkan eksplorasi sumberdaya alam yang tersedia.



Ditahap lanjutan, perubahan dunia terjadi melalui gelombang kedua ketika fase agraria berubah menjadi masyarakat industri. Perkembangan mesin produksi merubah pola kerja menjadi termekanisasi. Kondisi ini merubah kemampuan produksi manual, menjadi lebih masif. Di periode ini, eksploitasi sumberdaya alam terjadi lebih dari sekedar melakukan eksplorasi.


Kini gelombang terakhir masih menjadi demam dunia saat ini. Periode masyarakat jejaring, yang terkoneksi melalui jaringan internet. Saat kecepatan arus komunikasi dan informasi berlangsung secara real time tanpa hambatan ruang dan waktu. Pada tahap ini, sekat batas menjadi tidak ada. Komunitas berkumpul, membentuk hubungan saling mendukung dalam produktivitas. Perubahan kemudian terjadi ketika kreativitas berpikir menjadi bahan eksploitasi.


Pada tiap gelombang dihasilkan aktor terkait, termasuk tipikal pengusaha yang berhubungan erat dengan fase gelombang yang dihadapinya. Gelombang pertama manusia menjadi survivor melalui pertanian. Dilanjutkan usahawan gelombang kedua dengan karakter bisnis infrastruktur, listrik, tambang, baja dll. Ditahap akhir periode kedua, kebutuhan massal mulai diproduksi meluas seperti kebutuhan rumah tangga harian. Selanjutnya pengusaha gelombang ketiga akan berkaitan dengan infrastruktur supporting internet dan e-commerce yang berhubungan secara worldwide.


Transformasi Digital


Pada gelombang ketiga, alur perdagangan dalam dunia bisnis menjadi digital. Hal ini dikenal sebagai e-commerce, sebuah kondisi dimana pola perdagangan berubah menggunakan medium komunikasi elektronik. Maka seluruh hal terkait menjadi terdigitalisasi, mulai dari informasi, alur transaksi uang, hingga skema distribusi barang.


Internet mengubah segalanya. Perilaku pembelian, difasilitasi melalui Google, diperkuat dengan skema Payal untuk pembayaran, serta konfirmasi elektronik kode pengiriman barang. Pada aspek mendasar, skema e-commerce tetap menjadi transaksi dagang sewajarnya dalam konteks supply and demand, namun berubah dalam bentuk modern.


Kondisi ini telah lama diilustrasikan oleh Alvin Toffler pada 1970-an. Sesuai yang kemudian terjadi dimasa kini. Kecepatan akses informasi, membedakan pihak yang mampu bertahan dalam perubahan dibandingkan pihak lainnya.


Pada masa masyarakat jejaring ini dimulai, maka peluang dan tantangan yang dihadapi pun menjadi kompleks. Internet mengatasi ruang dan waktu, meredefinisikan konsep bekerja dan menilai kembali ukuran produktivitas. Bahkan akan terdapat bisnis yang semakin meredup karena ruang kantor konvensional dan pertokoan modern akan terformat ulang, everything goes to web online.


Meski belum tentu benar, mengingat pola adaptasi berbelanja elektronik dan tradisional akan tetap berjalan seiring karena manusia tetap memiliki sifat kemanusiaan untuk mencari pemenuhan kepuasan fisik. Tetapi secara positif, Toffler memberikan arahan akan pentingnya pertambahan nilai, bila kita mampu terlibat dalam dunia elektronik dan abad internet kali ini.


Skema elektronik melalui jaringan internet ini, akan merubah konfigurasi bisnis. Produsen tidak membutuhkan display spesifik, karena hasil produksi akan langsung dikirim ke konsumen. Penjual menjajakan produk melalui etalase elektronik. Hubungan yang organik terjadi antara produsen dan penjual serta konsumen, termasuk antara suplier dan produsen pun mengalami perubahan tata laku bisnis.


Ketika relasi digital dalam masyarakat jejaring telah paripurna, dan pembaharuan atas cara manusia berkomunikasi berubah secara drastis dan dramatis, maka tahapan lanjutan adalah fase ketertarikan pada berbagai hal yang berorientasi pada diri sendiri, termasuk rekayasa genetika. Manusia akan berpikir tentang hidup dan mempertahankan fisik kehidupan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline