Era perdagangan bebas menjadi sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindari, kemampuan kita sebagai sebuah entitas kebangsaan harus dapat tampil dalam wujud representasi dipentas dunia.
Menarik untuk melihat, bagaimana kita memiliki kesempatan untuk memanfaatkan peluang menuju masyarakat ekonomi ASEAN 2015 yang tidak seberapa lama lagi, bahkan hanya berhitung bulan.
Asia Tenggara adalah pemanis ekonomi dunia, termasuk Indonesia dengan total penduduk lebih dari 250juta jiwa yang selalu memikat para produsen untuk memanfaatkan peluang dipasar domestik.
Lalu, bagaimana strategi yang dapat dibangun dari kondisi yang kita miliki saat ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa pertumbuhan ekonomi membuat bangsa ini menjadi kekuatan ekonomi baru dan potensial.
Sayangnya, satu hal yang belum terkelola dengan baik adalah kemampuan daya saing bangsa secara kompetitif diantara berbagai bangsa didunia, bahkan di Asia Tenggara.
Padahal negeri dengan basis ribuan kepulauan, ratusan etnik dan keanekaragaman hayati adalah kekayaan yang belum disentuh secara optimal untuk dapat menjadi strong point for objective competitiveness.
Termasuk, perubahan lifestyle dari pertambahan kemakmuran ekonomi tidak dibarengi dengan upaya pelestarian budaya serta warisan bumi pertiwi yang harusnya menjadi knowledge yang kuat dalam kultur keseharian.
Problemnya kemudian, orientasi dalam perspektif western and abroad minded menjadi acuan dalam ukuran kemajuan dan luxury lifetyle, padahal kita bisa menumbuhkan persepsi tersebut bila kita mampu memaknai keberadaan diri kita dalam kekayaan alam sebagai anugerah Illahi.
Eksotika Hutan Tropis & Eco Education
Jelas bahwa Innovasi bisa berasal darimana saja, bahkan tidak terpaku pada hal baru yang secara genuine datang dari pemikiran cemerlang dan kompleks bahkan bisa sangat sederhana namun kuat dalam ide dasar yang fundamental.
Sekilas saya hendak mengajak kita semua berkunjung ke Taman Terbesar Buatan dinegeri Singa, ya Garden by the Bay yang secara tematik dipadukan dengan imajinasi dunia Avatar berdasarkan film berjudul serupa.
Konsep yang diusung adalah hutan dan tema eco-green, ternyata bisa dinikmati dalam ruang yang nyaman, tidak takut kelelahan, bahkan sangat edukatif memberi pengetahuan baru mengenai fungsi dan kegunaan hutan dalam keseimbangan ekossistem.
Padahal negeri tetangga diseberang lautan tersebut jelas tidak memiliki kekayaan alamiah layaknya hutan, bahkan lahan pun terbatas, maka ilmu pengetahuan lah yang kemudian membedakan cara bagaimana kita memberikan penghargaan atas karunia dibumi katulistiwa.
Hal yang terbayangkan adalah membangun taman wisata terintegrasi, selayaknya Garden by the Bay namun berkonsep sekaligus sebagai ruang berbelanja.
Nuansa hutan tropis ditampilkan secara edukatif, ruang tampak luar dari fasad bangunan ini menggambarkan bentuk bunga Rafflesia layaknya Bird Nest-China dengan tampilan interior hutan tropis alam yang dilengkapi informasi edukatif nan tersusun rapi serupa Garden by the Bay, dan playing area berbentuk labirin sarang semut Papua.
Didalamnya terdapat berbagai tenant yang representasi produk Indonesia, mulai dari batik, caffe dengan ramuan herbal dan jamu, atau bahkan outlet kopi nusantara, dilengkapi pernik aksesoris yang khas etnik suku pedalaman, dengan balutan modern yang menarik sekaligus menjadi display bagi etalase produk unggulan Indonesia.
Karena itu, pakem dari pemanfaatan space disekeliling area hutan tropis tersebut harus dikemas secara menarik, dengan tampilan ciamik, dan tidak harus melulu produk yang bersifat tradisional serta kedaerahan tetapi juga bisa mewakili berbagai jenis Industri unggulan lokal yang harus melewati seleksi khusus tentunya.
Layout hutan tropis tersebut dapat menjadi destinasi wisata secara terpisah. Membuat wahana edukasi baru yang menyenangkan bagi generasi penerus dimasa depan, bahwa Knowledge can be found with Fun Learning.
Ilustrasi yang diwujudkan pada lokasi terintegrasi tersebut dengan bertemakan hutan tropis diharapkan menjadi pemandangan yang menyatu antara pusat wisata, edukasi dan berbelanja, menjadi the Heart of Indonesia, merupakan ikon keunggulan bersaing menghadapi tantangan jaman secara berkelanjutan, mendukung pendidikan berbasis eco-friendly sekaligus menjadi bentuk apresiasi atas anugerah yang telah terberi.
Akankah ada yang mampu menjawab tantangan tersebut? Mungkin saja...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H