Awalnya, tadi malam tenggorokan terasa gatal dan sering batuk-batuk. Makin malam, makin kuat batuknya. Padahal saya nggak merokok. Mungkin terlalu banyakmakan yang digoreng-goreng waktu makan malam. Besok harus berobat dan minta obat batuk di klinik, pikir saya
Setelah minta surat pengantar ke bagian personalia, bergegas saya berobat ke klinik untuk minta obat batuk. Setelah diberi obat batuk sirup dan vitamun, petugas medis tanya, ”Mau dicek gula darahnya, Pak?
Kebetulan sekali, sudah lama saya nggak cek gula darah dan asam urat. Mumpung ditawari, kenapa harus ditolak. Memang belum ada keluhan sendi kaki dan tangan terasa seperti ditusuk-tusuk, begitu kata teman yang pernah kena asam urat.
Ujung jari manis saya sodorkan untuk diambil darahnya. Setelah diukur, ini hasilnya : gula darah 103 dan asam urat 6,4. “Masih normal”, kata petugas medis sambil menulis angka-angka itu di kertas laporan. Standarnya, kalau gula darah 100-200 dan asam urat di bawah 7. Setelah itu tekanan darah juga dicek, hasilnya agak rendah 100/70. Seharusnya kalau normal 120/80.
Mungkin karena kurang istirahat atau terlalu capai, jadi tekanan darahnya turun. Nggak apa-apa, karena biasanya perlakuan untuk yang kena darah rendah justru lebih nyaman. Perbanyak makan daging, cukup tidur dan kurangi kegiatan yang menguras fisik. Beda kan perlakuannya dengan yang kena darah tinggi?
Syukurlah, meski usia sudah kepala empat, tapi gula darah dan asam urat belum melonjak. Kolesterol? Nah, ini yang waktu saya minta sekalian diperiksa, ternyata belum bisa karena sticknya habis.
Terkadang, karena sibuk kerja, berdagang, sekolah atau kuliah, kita nggak sempat lagi untuk periksa kondisi badan kita. Tekanan darah, asam urat, gula darah, kolesterol jarang kita cek secara rutin. Jika badan sudah drop dan jatuh sakit, biasa kita baru sadar.
Sebaliknya, untuk cek kendaraan bermotor, kita rajin sekali melakukannya. Secara berkala kendaraan kita bawa ke bengkel untuk diservis, ganti busi, tune up atau ganti oli.
Padahal penyakit-penyakit seperti hipertensi, stroke, kencing manis bisa dideteksi secara dini bila kita rajin periksa kesehatan. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H