Lihat ke Halaman Asli

Hari Libur, Kok Kerja?

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini bertepatan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah tanggal merah atau hari libur nasional. Benarkah kalau hari libur itu identik dengan nggak bekerja?

Secara umum pendapat itu benar. Bagi karyawan, yang menganut sistem hanya bekerja pada saat tanggal-tanggal berwarna hitam, tanggal merah berarti libur. Hari minggu dan hari besar nasional lainnya berarti nggak bekerja dan bisa santai di rumah, berkumpul dengan keluarga atau jalan jalan ke tempat wisata.

Namun bagi orang-orang yang kerjanya melayani orang lain seperti di tempat wisata, toko, rumah makan, supermarket, bandara, rumah sakit, stasiun, terminal tanggal merah belum tentu mereka libur. Di saat orang lain bersama keluarganya menikmati hari libur, justru mereka bekerja lebih keras daripada biasanya. Mereka terlihat lebih sibuk pada saat hari libur dibandingkan pada hari kerja biasa.

Mengapa? Karena pada saat hari libur, biasanya jumlah orang yang berkunjung ke tempat wisata lebih banyak. Jumlah penumpang di bandara meningkat, pelanggan yang mendatangi restoran atau rumah makan favorit sampai antri untuk bisa dapat tempat. Di rumah sakit, pada saat libur terkadang jumlah korban yang mengalami kecelakaan atau menderita sakit juga lebih banyak daripada hari biasa.

Itulah sebabnya ada dokter jaga terutama di UGD dan keberadaannya memang sangat bermanfaat. Ini yang pernah saya alami bulan lalu ketika terkena demam. Setelah minum obat, sehari kemudian ternyata suhu badan nggak turun. Kalau sudah seperti itu, harus berobat ke dokter. Namun masalahnya hari itu adalah hari minggu, hari libur bagi dokter langganan yang praktek di dekat rumah.

Apa mau menunggu sampai hari Senin untuk berobat? Tampaknya kalau sudah sakit, demam nggak mau turun ya harus cari tempat atau dokter lainnya untuk berobat. Saat itu juga saya langsung berobat ke rumah sakit swasta yang agak jauh dari rumah. Setelah tanya ke petugas bagian pendaftaran malah disarankan langsung ke UGD karena dokter yang biasa praktek pada hari-hari biasa juga libur. Nah, bayangkan kalau nggak ada dokter jaga yang bisa mengobati pasien saat itu juga.

Contoh lainnya, lihat saja pada saat kita berlibur dan datang ke tempat wisata. Ada karyawan yang tetap bertugas membersihkan sampah yang berserakan. Ada tukang parkir, petugas penjualan tiket, penjaga pintu masuk, satpam, penjual cindera mata, tukang foto langsung jadi hingga pemandu wisata.

Semua justru terlihat sibuk bekerja melebihi hari-hari biasa. Karena bagi sebagian dari mereka, hari libur dan tanggal merah adalah peluang memperoleh pemasukan lebih tinggi daripada biasanya.

Saya salut dengan orang-orang seperti itu. Orang-orang yang berprofesi melayani orang lain pada saat-saat hari libur adalah orang-orang yang profesional dan bekerja penuh totalitas Mereka juga termasuk orang-orang yang memiliki mental baja dan ketegaran jiwa. Di satu sisi mereka meninggalkan anak-anak dan istri di rumah dan pada saat yang sama mereka bekerja melayani orang lain yang berkumpul bersama keluarganya menikmati hari libur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline