Lihat ke Halaman Asli

Kasus Anak Menteri Menjadi Bahan Liputan Siswa

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gencarnya pemberitaan M. Rasyid Rajasa, anak Menko Perekonomian Hatta Rajasa, penabrak Luxio yang mengakibatkan dua orang meninggal dunia, tak hanya jadi pembicaraan di media massa dan juga di Kompasiana.

Berita tersebut rupanya telah menjadi buah bibir semua lapisan masyarakat, baik tua maupun muda. Tak terkecuali anak kedua saya dan teman-temannya yang masih duduk di bangku kelas 6 SD. Sebuah kasus yang menarik dan menyedot perhatian anak-anak yang baru saja menikmati masa liburannya itu.

Kata istri saya, sebagian besar teman-teman Aysha, memilih kasus anak menteri tersebut sebagai tema tugas liputan berita yang diberikan oleh gurunya. Tak pernah terbayangkan sebelumnya, kalau sebagian besar anak-anak itu juga ikut memperhatikan dan menyimak kasus-kasus penting di negeri ini.

Anak saya tidak ikut-ikutan teman-temannya membuat liputan kasus anak menteri, tetapi masalah yang terjadi antara Satpol PP dengan masyarakat di Sumatera Utara. Gara-garanya, kambing yang berkeliaran ditangkap oleh Satpol PP dan masyarakat nggak bisa terima dengan perlakuan itu.

Saya sendiri agak heran dan kaget dengan perkembangan anak-anak itu, Apakah karena ada tugas dari sekolah kemudian mereka rajin melihat berita atau sedari awal mereka sudah terbiasa menonton televisi dan menyimak peristiwa yang terjadi?

Namun demikian, tugas tersebut cukup bagus dan menarik karena merangsang daya kreatifitas siswa. Tugas yang diberikan oleh guru bahasa Indonesia itu tak hanya menjejali murid-murid SD dengan materi-materi hapalan. Namun juga kesempatan untuk mencari informasi dan membuat laporan atau liputan tentang suatu peristiwa.

Ada dua hal yang menurut saya sangat bagus bagi perkembangan anak dengan tugas seperti itu. Pertama, guru menciptakan suatu kondisi agar murid-muridnya punya kebiasaan mengamati atau memperhatikan sesuatu yang terjadi. Kedua, sesuai hasil pengamatan dan liputannya tersebut, murid-murid secara langsung dirangsang untuk menulis.

Sebuah metode pengajaran yang bagus dan bermanfaat, karena siswa terlibat aktif menggunakan daya nalarnya. Bila metode pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dapat dilakukan seperti itu, saya yakin murid-murid akan tertarik dan tidak merasa bosan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline