Lihat ke Halaman Asli

Seorang Ibu yang Merapikan Sandal dan Sepatu di Masjid

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14081752801018194673

Di masjid Mujahidin Pontianak, ada seorang ibu yang kerjaannya merapikan sandal dan sepatu orang-orang yang sedang shalat. Biasanya dia duduk bersama anak laki-lakinya di pelataran anak tangga di samping tempat sandal dan sepatu para jamaah diletakkan.

Ibu itu selalu mengamati gerak-gerik jamaah baik pria maupun wanita yang datang ke masjid. Setiap ada orang yang melepas sepatu atau sandal dan meletakkannya sembarangan, ibu itu langsung mengambil dan menyusunnya berjejer rapi. Termasuk ketika saya melepas sandal di tempat yang terpisah dan berwudhu untuk sholat dhuhur tiga hari lalu, ibu itu segera mengambilnya dan meletakkan berjejer bersama-sama dengan sandal dan sepatu jamaah lainnya. Posisi menghadap sandal dan sepatunya pun dibalik. Bagian depannya menghadap ke arah luar, sedangkan bagian pangkalnya berada di dekat pintu masjid.

Jadi sehabis sholat dan keluar masjid, orang-orang nggak harus repot dan membuang-buang waktu untuk mencari-cari sandal atau sepatunya yang biasanya letaknya berserakan. Karena sudah tersusun rapi, pemiliknya dapat cepat mengenali dan memakainya tanpa harus memutar badan.

Masih di halaman masjid yang sama, sekitar 50 m dari tempat ibu yang merapikan sandal tadi ada sebuah juga seorang ibu yang duduk berpayung. Sebuah pemandangan yang terlihat begitu kontras. Jika ibu yang merapikan sandal dan sepatu tadi terlihat begitu gesit bekerja, maka ibu yang duduk di  dekat pintu masuk halaman masjid itu hanya berpangku tangan sambil melihat orang-orang yang berjalan di hadapannya. Sebuah kaleng berbentuk bulat berada di depannya. Tak ada yang dikerjakan dan hanya menunggu belas kasihan orang-orang yang lewat di depannya.

Saya perhatikan, ternyata banyak orang-orang yang selesai sholat justru tergerak memberikan uang untuk ibu yang merapikan sandal dan sepatu. Dan setelah menerima tips, ibu itu mengucap syukur dan menempelkan lembaran rupiah ke dahinya. Hampir nggak ada jamaah yang berhenti sejenak di depan ibu yang mengemis dan memberikan uang.

Ternyata, usaha ibu itu untuk merapiokan sandal dan sepatu lebih dihargai oleh hampir setiap orang yang selesai sholat di masjid. Tanpa ibu itu meminta ongkos menata dan merapikan sandal dan sepatu, jamaah terlihat ikhlas merogoh kocek dan menyerahkan ke ibu atau anak yang dibawanya.

Satu pelajaran saya dapatkan. Sebuah kejadian yang membuat saya berpikir. Bahwa bekerja untuk merapikan sandal adalah jalan terbukanya rejeki untuk si ibu itu. Dan berusaha memudahkan urusan orang lain ternyata lebih menarik simpati jamaah untuk memberikan lembaran rupiah daripada hanya bekerja meminta-minta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline