Lihat ke Halaman Asli

Yudhianto Mazdean

Penulis dua buku Puisi Menelaah Sepi dan Sehimpun Puisi Radius

Penadah Kasih

Diperbarui: 9 Desember 2024   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gunung Ranai Terkena Kabut (dok. Pribadi Penulis)

Aku yang masih termangu di sini

Di labirin sepi manusia yang penuh sesak kebisingan

Aku yang masih membisu

Merenungi sejauh ini aku mengasihani diriku sendiri

Yang merentangkan harapan
Di pucuk-pucuk nestapa aku mengiba
Yang melambungkan ikhtiarku, setinggi langit
Dan kaki yang menghujam dalam, memapah ku terhuyung

Aku yang mencintaimu masih enggan beranjak
Seberat itu aku mempertahankan takdirku sendiri
Menemanimu hingga ke ujung lorong gelap
Kau hilang di telan gulita

Entah kemana aku mencari
Tapak kaki terakhirmu masih kutunggu, berharap kau datang menghampiri
Memeluk erat dan meminta maaf
Meskipun badai, debu dan angin perlahan menghapus jejak itu

Menunggu takdir mengembalikan mu dalam tengadah
Doa-doa panjang menjelma karang
Yang keras kepala menunggumu
Aku penadah kasihmu hingga detik-detik nyawa ini tiada.

Natuna, 20 November 2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline