Tim Nasional Indonesia akhirnya bersatu, itulah kabar menggembirakan yang menjadi salah satu hasil KLB PSSI. Imbasnya, putra-putra terbaik bangsa ditambah pemain naturalisasi baik dari ISL dan IPL akhirnya bergabung menjadi satu demi membela merah putih. Seiring dengan itu, antusiasme para pecinta dan pendukung timnas Indonesia pun kembali bangkit setelah beberapa waktu lalu sempat hilang karena dualisme dan penurunan prestasi. Semalam, pada pertandingan Pra Piala Asia melawan Arab Saudi di Gelora Bung Karno, euforia dan fanatisme suporter Indonesia kembali menggelora seperti sebelum terjadinya dualisme. Di tengah guyuran hujan yang cukup deras, puluhan ribu penonton rela berdesak-desakan untuk tetap memadati stadion yang berkapasitas 80 ribuan penonton . Saya sendiri yang hanya mampu membeli tiket kelas 3 seharga 50 ribu menempati tribun sektor 17 di dekat papan score. Selalu merinding dan mata berkaca-kaca tiap Lagu Indonesia Raya bergemuruh di seantero stadion ketika menyanyikan lagu kebangsaan. Rasa Nasionalisme yang tiba-tiba terasa meluap-luap di dada. Di dalam sana, timnas benar-benar mampu menyatukan semua. Beda suku, asal, bahkan pendukung klub berbeda-beda melebur menjadi satu dalam warna merah yang memadati tiap sudut stadion. Sesaat semua carut-marut persoalan bangsa ini sedikit terlupakan.
Namun ada satu pertanyaan muncul dalam pikiranku. “ Kemana kalian waktu timnas ini sedang terpuruk beberapa waktu lalu?" Kemana sorak sorai dan teriakan penyemangat di saat timnas sedang butuh dukungan. Justru ketika timnas sedang jatuh akibat ego para pengurus, sebagian besar suporter kita malah menjauh pergi. Bahkan tak sedikit yang mencela dan menghujat. Seburuk apapun timnas waktu itu, saya pikir mereka tetaplah putra terbaik bangsa. Yang membawa lambang garuda di dada. Miris sekali ketika piala AFF lalu, ketika nonbar dengan teman-teman, sebagian dari mereka malah bersorak girang ketika timnas kalah!! Bersorak melihat kekalahan bangsa sendiri.. Padahal waktu itu aku tetap berharap timnas lolos ke semifinal dan aku pasti akan tetap mendukung mereka di GBK.
Jadi teringat kata-kata legenda Juventus, Alessandro Del Piero ketika Juventus harus menerima kenyataan pahit terdegradasi ke seri B.
“A true gentleman never leaveshis lady."
Ketika itu, hampir sebagian besar bintangnya memilih hengkang dan eksodus meninggalkan Juventus ke klub lain. Hanya Del Piero dan beberapa pemain lain yang setia memilih untuk tetap bertahan dan berjuang mengembalikan Juve ke kasta tertinggi.
Timnas sudah bersatu dan kedepan semoga prestasinya bisa semakin membaik. Dan semoga suporter kita tidak hanya lantang berteriak ketika timnas jaya, tetapi menghujat dan berpaling ketika timnas terpuruk..
FORZA GARUDA!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H