Lihat ke Halaman Asli

Yudha Yanesa

mahasiswa

Erick Thohir Berencana Akan Mengubah Format dari BRI Liga 1 Hingga Penggunaan VAR

Diperbarui: 7 Februari 2024   08:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto By PSSI Tv

Erick Thohir, yang kini menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, telah membawa perubahan signifikan dalam pengelolaan sepak bola Indonesia sejak awal kepemimpinannya. Langkah-langkah inovatifnya, terutama terkait Liga 1 Indonesia, telah memicu pro dan kontra di kalangan pecinta sepak bola tanah air. Perubahan tersebut mencakup rencana untuk mengganti nama Liga 1, yang saat ini dikenal sebagai BRI Liga 1.

Pada Maret lalu, PSSI menggelar sarasehan untuk membahas pembaruan format dan regulasi Liga Indonesia musim depan. Salah satu perubahan paling mencolok adalah penggunaan sistem kompetisi yang unik, terbagi menjadi dua fase: Reguler Series dan Championship. Reguler Series akan berlangsung mulai 1 Juli 2023 hingga 28 April 2024, melibatkan 18 tim dalam 34 pekan pertandingan. Empat tim teratas akan melanjutkan ke babak Championship dengan sistem knockout.

Format baru ini mirip dengan Major League Soccer (MLS) di Amerika Serikat, menjanjikan persaingan yang ketat hingga pekan terakhir. Meskipun ada kekhawatiran apakah perubahan ini akan memajukan atau merugikan sepak bola Indonesia, penggunaan format serupa sebenarnya bukan hal baru. Sebelum munculnya Indonesia Super League pada 2008, sepak bola Indonesia lama menggunakan format kompetisi yang dibagi menjadi wilayah timur dan barat berdasarkan geografis.

Selain perubahan format, PSSI juga menerapkan peraturan ketat terkait profesionalisme klub. Klub diwajibkan memenuhi aspek profesionalisme, seperti mengikuti National Cycle. Mulai tahun 2024, klub yang gagal meraih lisensi profesional akan berdampak pada kontribusi komersial, termasuk hak siar. Selain itu, regulasi juga mengenai jumlah pemain dalam skuad, dengan batasan maksimal 35 pemain.

Perubahan yang cukup ekstrem terjadi pada regulasi pemain asing. Musim depan, setiap klub diizinkan memiliki enam pemain asing, salah satunya harus berasal dari negara Asia Tenggara. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa pemain lokal mungkin kehilangan peluang bermain secara signifikan, terutama di posisi kunci seperti gelandang tengah dan striker.

PSSI, sebagai tanggapan terhadap kekhawatiran tersebut, memperkenalkan regulasi yang mewajibkan setiap klub menurunkan setidaknya satu pemain lokal berusia di bawah 23 tahun selama 45 menit penuh. Selain itu, liga juga berencana untuk mengadopsi teknologi Video Assistant Referee (Var) secara bertahap, dimulai pada paruh kedua kompetisi tahun depan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan keadilan dalam pengambilan keputusan wasit.

Terdapat pula peraturan kontroversial yang melarang suporter tim tamu untuk datang ke stadion saat tim mereka melakoni laga tandang. Meskipun diambil demi keberlangsungan sepak bola tanah air, kebijakan ini masih mendapat pemantauan dari FIFA.

Seluruh transformasi dan perubahan yang diusung Erick Thohir diharapkan dapat membawa sepak bola Indonesia ke tingkat yang lebih baik. Namun, seiring dengan perubahan tersebut, kritik dan perhatian terus mengalir, dan pihak PSSI harus menjaga keseimbangan agar perubahan tersebut benar-benar memberikan dampak positif pada sepak bola Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline