April 1945, kapal induk Angkatan laut Jepang Yamato berhasil dikalahkan oleh tentara Amerika di laut pasifik. Kapal besar dan elegan yang dipercaya tidak akan tenggelam dalam pertempuran itu kalah melawan armada pesawat tempur Amerika Serikat. Tenggelamnya Yamato menjadi awal dari serangkaian kekalahan-kekalahan krusial Jepang yang akhirnya memaksa mereka menyerah pada Agustus 1945.
Banyak yang sudah memprediksikan dari awal Perang Dunia kedua bahwa Jepang akan mengalami kekalahan. Bahkan dari pihak internal militer Jepang sendiri banyak yang memperkirakan bahwa Jepang akan kalah. Namun pada saat itu overmiliterisme yang dianut oleh sebagian besar petinggi militer Jepang membutakan mereka terhadap fakta yang ada.
Overmilterisme Jepang mengedepankan rasa kebanggaan dan kekuatan dari armada militer dengan kedok nasionalisme sebagai speaker propaganda mereka kepada rakyat dan tentara untuk mewujudkan dominasi dunia yang diimpikan oleh elit-elit militer Jepang pada saat itu.
Dalam The Great War of Archimedes (2019) kita ditunjukan bagaimana orang-orang yang memiliki semangat Nasionalisme sejati Jepang harus berhadapan dengan mereka yang menganut Overmiliterisme dan pada akhirnya harus membuat Jepang menempuh jalur yang mengerikan.
Sekilas tentang The Great War of Archimedes (2019)
Film ini dirilis pada tanggal 26 Juli 2019 dengan Takashi Yamazaki bertindak sebagai penulis naskah sekaligus sutradara. Film ini dibintangi oleh bintang-bintang terbaik Jepang seperti Masashi Suda, Hiroshi Tachi, Minami Hamabe, Tasuku Emoto dan Min Tanaka. Film ini merupakan adaptasi dari seri komik yang ditulis oleh Norifusa Mita berjudul Archimedes no Taisen.
Berlatarkan pada tahun 1933, film ini berkutat pada konspirasi militer yang terjadi saat pembangunan kapal perang Yamato.