Lihat ke Halaman Asli

Cerita Pengalaman Pribadi di Masa Kecil

Diperbarui: 28 Oktober 2024   09:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

pada saat masih usia dini, kira-kira waktu masih siswa Taman Kanak-Kanak. dimana belum mengetahui apapun tentang dunia lain. awalnya ada tetangga saya berjarak beda satu rumah, terdapat pemuda yang mengalami gangguan kesehatan dan berakhir meninggal dunia. pemuda yang terkenal suka minum-minuman keras dan kelayapan di malam hari. dia terkenal nakal dan menjadi stigma buruk di lingkungan penduduk di desa kami. suatu hari kami mendengar kabar bahwa pemuda tersebut meninggal dunia karena sakit entah overdosis atau gagal jantung hingga pada saat pagi itu juga rencana warga langsung berniat di makamkan di tempat pemakaman umum di desa kami.

seusai dimakamkan, kami anak-anak kecil di desa yang tidak mengetahui banyak tentang kehidupan setelah kematian tampak awalnya seperti biasa bermain bersama. hingga saat itu saya menyebutkan nama panggilan atau "aranan" pemuda itu namanya gendhol. terus teman saya menutup mulutku dan membisikan memarahi "jangan menyebut namanya, nanti malam kamu bakalan di datengin kerumah". seketika saya menjadi panik dan terdiam sendiri ketakutan. namun pada saat itu saya tidak menceritakan ke keluarga saya, dan tetap was was menunggu malam. hingga malam tiba dan tidur seperti biasa. saya kaget bangun dan melihat sosok hantu pocong berdiri di sebelah ibu saya yang sedang tertidur. saya berteriak dan nangis ketakutan ternyata hal tersebut benar terjadi.

esok harinya, saya menceritakan sebenarnya ke keluarga termasuk kakek nenekku. dan akhirnya menemukan solusi dan menenangkanku untuk lebih baiknya tidur di kamar nenek saya. nenek menyiapkan garam dan ia tabur sekeliling kamar dan akhirnya malam pun tiba dan tidur di kamar rumah nenek saya. hatiku lebih tenang dan nyaman percaya bahwa tidak mungkin di ganggu oleh hantu/makhluk halus karena sudah diberi penangkal yaitu garam. itu yang dulu saya dengar disebut "sawanen"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline