Lihat ke Halaman Asli

Yudha P Sunandar

TERVERIFIKASI

Peminat Jurnalisme dan Teknologi

Ketika Google Akan Menutup Reader …

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pekan lalu, Google mengumumkan rencana yang terbilang mengejutkan. Dalam blog resminya, perusahaan mesin pencari tersebut akan menutup layanan Google Reader pada 1 Juli 2013 mendatang. Padahal, layanan ini termasuk aplikasi pembaca RSS (RSS Reader) paling populer di internet saat ini.

Google sendiri menyampaikan 2 alasan sederhana yang melatarbelakangi keputusan ini. Pertama, penggunaan Google Reader yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Sedangkan alasan kedua, Google sebagai perusahaan perlu mengalirkan energinya untuk mengembangkan produk yang lebih sedikit. “Kami pikir fokus seperti ini bisa membuat pengalaman pengguna menjadi lebih baik lagi,” ungkap Alan Green, software engineer yang mewakili Google.

Sontak saja, keputusan ini mengundang banyak komentar sekaligus ungkapan kekecewaan terhadap perusahaan mesin pencari terbesar di dunia tersebut. “Bila Google Reader mati, saya tidak akan mempercayai lagi Google,” komentar William Liu bernada mengancam di halaman petisi Keepgooglereader.com. Mashablesendiri memilih 2 komentar paling atas terkait keputusan Google ini. “Ini terasa seperti saya kehilangan seorang teman yang setia,” ungkap Kasemtanakul, salah satu komentator yang dipilih Mashable.

RSS sendiri merupakan kepanjangan dari Real Simple Syndication. Teknologi ini berfungsi untuk mengunduh konten dari berbagai situs web yang alamatnya telah dimasukan sebelumnya oleh pengguna. Umumnya, tidak semua konten ditampilkan. Hal ini sesuai dengan kebijakan pengelola situs web masing-masing. Untuk situs berita, biasanya hanya menyediakan paragraf pertama berita. Bila ingin mengetahui berita selengkapnya, pengguna harus masuk ke situs web berita tersebut. Meskipun begitu, cara ini sangat memudahkan penggunanya untuk membaca banyak konten baru dari banyak situs web.

Meskipun begitu, para pecinta Google Reader ini tidak hanya tinggal diam. Mereka mencoba meyakinkan pihak Google untuk mempertahankan produk Google Reader. Salah satunya dengan membuat petisi di halaman Keepgooglereader.com dan Change.org. Bahkan, mereka juga mengirimkan petisi ke Gedung Putih.

Pada halaman Keepgooglereader.com, terkumpul lebih dari 34 ribu tanda tangan. Sedangkan pada Change.org sudah terkumpul 126 ribu lebih tanda tangan. Di situs ini, peningkatan jumlah pendukung petisi tersebut cukup masif. Pada 15 Maret 2013, dalam waktu kurang dari satu hari, petisi untuk menyelamatkan Google Reader ini sudah mencapai 100 ribu orang. Situs ini sendiri membutuhkan sedikitnya 150 ribu tanda tangan. Itu berarti, butuh sekitar 23 ribu lebih tanda tangan lagi sebelum dikirimkan ke pihak Google.

Sedangkan petisi yang dialamatkan ke Gedung Putih kandas begitu saja. Pihak Gedung Putih menghapus petisi tersebut dengan alasan melanggar ketentuan partisipasi petisi mereka. Pasalnya, petisi tersebut mengandung “iklan atau panggilan untuk mendukung atau membeli barang atau jasa komersial” dan “petisi tersebut tidak dialamatkan kepada pemerintah Federal sekarang, atau kebijakannya, atau aksi potensialnya”.

Google Reader sendiri merupakan aplikasi pembaca RSS yang dibangun Google pada awal 2005 silam. Aplikasi ini banyak disukai pengguna lantaran mampu menyajikan konten terbaru dari ratusan situs web tanpa mengunjunginya. “Google Reader mampu memecahkan ketidak-efisiensian dalam mengunjungi ratusan situs web,” tulis Michael Surtees, perancang produk di kota New York, di halaman Mashable.com.

Bahkan, Surtees dengan berani menyebutkan bahwa aplikasi Pembaca RSS lainnya tidak akan mampu mengisi kekosongan Google Reader. “Aplikasi RSS lainnya tidak akan mampu berkembang, dan saya ragu aplikasi tersebut tidak akan lebih baik (dari Google Reader),” selorohnya.

Pengguna Google Reader sendiri umumnya adalah orang-orang yang kerap memperhatikan banyak berita dalam kurun waktu tertentu, seperti jurnalis atau orang yang selalu ingin bersentuhan dengan dunia melalui berita. Khusus jurnalis, “Google Reader merupakan bagian dari alur kerja kami,” ungkap Christina Warren, jurnalis Mashable.

Selain berdampak pada pengguna, Christina juga menyebutkan bahwa penghentian layanan Google Reader akan berdampak pada lusinan aplikasi pihak ketiga (third-party apps). Pasalnya, mereka menggunakan Google Reader untuk berlangganan dan sinkronisasi informasi. Aplikasi-aplikasi tersebut antara lain Feed Demon, Net News Wire, Reeder, dan Pulp.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline