Lihat ke Halaman Asli

Yudha P Sunandar

TERVERIFIKASI

Peminat Jurnalisme dan Teknologi

Blogger dan Artinya bagi Masyarakat

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

warungsenggol.com

[caption id="" align="alignleft" width="300" caption="Foto: watertownlib.org"][/caption] Tanggal 27 Oktober 2007, ketika diselenggarakan Pesta Blogger untuk pertama kalinya di Jakarta, tidak seorang pun menyangka bila Menteri Komunikasi dan Informatika kala itu, Muhammad Nuh, mencanangkan hari Blogger Nasional. Kontan, pencanangan ini disambut tepuk tangan dari sekitar 500 orang blogger yang memadati Bioskop Blitz Grand Indonesia, tempat penyelenggaraan Pesta Blogger 2007. Pencanangan ini boleh jadi sababiah untuk blog bisa menjamur ke masyarakat pengguna internet di Indonesia. Dalam jangka panjang, bukan saja mampu meningkatkan jumlah konten di tanah air, tetapi juga sebagai corong terbentuknya sistem demokrasi yang lebih adil. Momentum ini disambut baik oleh banyak pihak, termasuk di dalamnya media massa, perusahaan telekomunikasi, dan komunitas Bblogger. Hampir sepanjang tahun, mereka mengenalkan blog dan internet kepada masyarakat. Bahkan, pemerintah Indonesia kala itu pun menargetkan jumlah blogger bisa meningkat menjadi 1 juta blogger pada tahun 2008, meskipun akhirnya tidak tercapai. Weblog, Blog, dan Blogger Blog merupakan salah satu jenis situs web yang dikelola oleh individu. Umumnya situs ini diperbaharui secara berkala, baik itu berupa tulisan, foto, video, maupun grafis, serta memuat komentar dari pengunjung. Karakteristik lainnya dari blog, kontennya diurutkan secara kronologis atau berdasarkan waktu. Istilah Blog sendiri bermula dari weblog yang dipopulerkan pertama kali oleh Jorn Barger pada 17 Desember 1997. Asal katanya berasal dari Web dan Log (buku harian) yang berarti situs web yang menampilkan catatan-catatan harian. Istilah Weblog kemudian berubah menjadi Blog ketika Peter Merholz iseng-iseng memisahkan kata Weblog menjadi “We Blog” di blognya, peterme.com, pada Mei 1999. Tak lama setelah keisengan itu terjadi, Evan Williams dari Pyra Labs, sebuah perusahaan pengembang aplikasi untuk internet, menggunakan blog sebagai kata yang merujuk pada kegiatan mempublikasikan konten ke sebuah weblog. Kemudian istilah ini dikoneksikan ke dalam produk Pyra Labs, yaitu Blogger. Produk ini kemudian dibeli oleh Google pada 2003 dan menjadi salah satu produk andalannya saat ini. Sejak saat itu istilah blog banyak digunakan, dan kata blogger resmi menjadi julukan bagi penulis yang berbagi kontennya di blog. Blog dan Indonesia [caption id="" align="alignright" width="201" caption="Enda Nasution. Foto: warungsenggol.com"][/caption] Kehadiran blog di belahan dunia barat, direspon cukup cepat oleh pengguna internet di Indonesia. Catatan paling awal mengenai blog di Indonesia, ditulis oleh Enda Nasution, yang kini dijuluki sebagai Bapak Blogger Indonesia. Melalui tulisannya “Apa Itu Blog?” yang dilansir pada tahun 2001, Enda dinilai aktif berkontribusi dalam mensosialisasikan penggunaan blog di tanah air. Atas alasan inilah Enda akhirnya dinobatkan sebagai Bapak Blogger Indonesia. Sejalan dengan itu, berbagai komunitas blogger mulai bermunculan di tanah air. Tercatat, komunitas Bandung Blog Village (BBV) yang didirikan pada 5 Juli 2002, merupakan komunitas blogger regional pertama di Indonesia. Kemunculan berbagai komunitas blogger di Indonesia, mendorong fenomena Kopi Darat, yaitu bertemu di dunia nyata. Tak jarang pertemuan-pertemuan ini memunculkan berbagai ide untuk mewujudkan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan sosialisasi blog ke masyarakat. Karena pertemuan offline inilah komunitas blogger di Indonesia dinilai unik oleh berbagai pemerhati komunitas blogger di dunia. Tak jarang, peneliti komunitas blogger dunia, mendatangi Indonesia untuk mengetahui pola interaksi blogger-blogger Indonesia. Padahal di negara lain, komunitas blogger melakukan interaksi hanya sebatas online, dan jarang sekali yang menyelenggarakan pertemuan offline. Tak Menjamin Konten Meskipun Indonesia memiliki Hari Blogger Nasional, hal ini tidak menjamin keberlangsungan blogger-blogger Indonesia untuk menulis konten-konten yang berkualitas serta dalam bahasa Indonesia. Donny BU, pemerhati komunitas online Indonesia, menyayangkan jumlah konten-konten dalam bahasa Indonesia yang masih sangat sedikit dibandingkan negara-negara lainnya. Menggunakan metode jumlah pencarian kata “Indonesia” di mesin pencari Google dibagi pengguna internet Indonesia, Donny menyimpulkan bahwa pengguna internet Indonesia hanya membuat 1 halaman konten seumur hidupnya. Hal ini jauh di bawah Singapura yang penduduknya membuat minimal 2,7 halaman konten seumur hidupnya. Selain kuantitas konten yang minim, kualitas konten di Indonesia juga masih cukup rendah. Umumnya sebagian blogger hanya memuat konten-konten yang berisikan curahan hati dan masalah pribadi. Hal ini berbeda dengan kebanyakan blogger negara lain yang lebih banyak memuat konten-konten berisi pengetahuan, solusi masalah sehari-hari, dan laporan pewarta warga (citizen journalist). Diterjang Arus Jejaring Sosial [caption id="" align="alignleft" width="301" caption="Situs Priyadi.net. Postingan terakhir tanggal 30 Juni 2008. Foto: c.markosweb.com"][/caption] Kemunculan situs jejaring sosial mempengaruhi keberlangsungan blogger-blogger tanah air dalam mempublikasikan konten-kontennya di blog. Terjangan ini dimulai dengan munculnya blog mikro (micro-blog) seperti Plurk dan Twitter sekitar tahun 2008. Para blogger merasa lebih nyaman mempublikasikan pemikirannya dalam 140 karakter yang ditawarkan blog mikro dibandingkan menulis panjang-lebar di blog. Selain itu, blog-mikro juga menawarkan kemudahan berbagi pemikiran kepada teman-temannya. Sayangnya, fitur ini tidak dimiliki oleh kebanyakan situs penyedia layanan blog seperti Blogger dan Wordpress. Terjangan selanjutnya datang dari Facebook. Dalam situs jejaring sosial buatan Mark Zuckerberg, pengguna bisa mempublikasikan pemikirannya melalui status Facebook yang panjangnya 420 karakter, 3 kali lebih panjang dari yang disediakan mikro blog. Tak hanya itu saja, pengguna pun bisa berbagi foto, video, hingga catatan pemikirannya di Facebook. Hasilnya, sebagian blogger-blogger tanah air beralih status menjadi Facebooker, julukan untuk pengguna Facebook. Hal ini diperparah dengan berhentinya beberapa blogger-blogger papan atas Indonesia untuk mempublikasikan buah pemikirannya di blog. Contohnya saja dengan Priyadi, seorang blogger pemilik priyadi.net. Postingan terakhirnya tertanggal 30 Juni 2008, dan sejak saat itu dirinya tidak pernah menulis lagi di blognya. Kekuatan Besar Hermawan Kertajaya, pakar pemasaran Indonesia, menilai bahwa pengguna internet (netizen) memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kecenderungan masyarakat dalam memilih sebuah produk. Dalam hal ini, blogger adalah salah satu elemen yang cukup berpengaruh dari sekian banyak pengguna internet lainnya. Keberadaan blogger di berbagai belahan dunia, cukup diperhitungkan karena memiliki dampak ke masyarakat, baik secara politik maupun secara sosial. Contohnya saja dengan invansi Amerika ke Irak pada tahun 2003 lalu. Ketika media-media konvensional Amerika banyak membenarkan kejahatan perang Amerika, justru blogger-blogger banyak memberikan informasi yang benar kepada masyarakat Amerika. Hal ini membuat masyarakat terbagi menjadi 2 kubu, pro-pemerintah, dan yang kontra. [caption id="" align="alignright" width="300" caption="Iwan Piliang. Foto: perspektifbaru.com"][/caption] Bahkan, masyarakat Amerika rela mengumpulkan dana guna mengirimkan blogger-blogger kepercayaannya untuk menginformasikan informasi-informasi yang benar tentang perang di Irak. Lebih dari itu, Gedung Putih pun memberikan akses beberapa blogger untuk meliput berbagai peristiwa, sebuah akses yang sama seperti diberikan kepada media konvensional. Di tanah air, beberapa blogger pernah sangat berjasa mengangkat kasus-kasus ketidakadilan yang menimpa masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah Iwan Pilliang dengan blognya blog-presstalk.com. Karena jasa beliau, kasus David Hartanto Widjaya, seorang mahasiswa asal Indonesia yang dibunuh di Singapura, terungkap dan tersampaikan ke masyarakat luas. Tak dapat dipungkiri, blogger adalah elemen masyarakat yang berperan dalam menjaga proses demokrasi di sebuah negara. Keberadaannya, membantu membangun masyarakat yang melek akan informasi. Di tahun ketiga Hari Blogger Nasional, semoga membuat kita sadar tentang pentingnya keberadaan blogger bagi sebuah masyarakat yang mendambakan demokrasi yang utuh. Dimuat di Suplemen Cakrawala Harian Umum Pikiran Rakyat Bandung hari Kamis, 28 Oktober 2010.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline