Pendahuluan
Multikulturalisme adalah pengakuan atau penerimaan terhadap keberagaman perbedaan sosial budaya, nilai budaya, kepercayaan, adat istiadat, gender, dan politik, tanpa membedakan antar kelompok. Multikulturalisme juga berarti pemahaman yang sangat sederhana tentang bagaimana budaya yang berbeda berdampak pada kehidupan kita, dans cara kita mempertimbangkan dan menunjukkan sikap pilih kasih untuk mendukung kesetaraan dan keseimbangan kekuasaan. Pendidikan multikultural mengacu pada pendidikan yang menekankan proses yang bertujuan untuk menumbuhkan cara hidup yang jujur dan toleran melalui sikap saling menghormati terhadap keragaman budaya yang ada dalam masyarakat yang sangat plural sepanjang kehidupan manusia. Permasalahan multikultural dibentuk oleh perbedaan pemahaman (Hutagalung and Ramadan 2022).
Dalam situasi seperti ini, peran orang tua sangat penting dalam mengajarkan nilai-nilai multikultural kepada anak mereka. Sebagai bagian penting dari proses sosialisasi anak, orang tua memiliki tugas yang bijaksana untuk membantu anak mereka memahami dan menerapkan prinsip-prinsip multikultural dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Studi baru menunjukkan bahwa orang tua memainkan peran penting dalam menanamkan nilai-nilai multikultural pada anak-anak. Orang tua berfungsi sebagai model dan sumber informasi paling awal dan terpenting bagi anak-anak untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai seperti toleransi, menghargai, dan menghargai berbagai suku, agama, dan budaya yang ada di lingkungan mereka. Orang tua tidak hanya harus memberi contoh atau memberi tahu anak-anak tentang nilai-nilai multikultural; mereka juga harus mampu membantu anak-anak mereka memahami dan menerapkan nilai-nilai multikultural dalam situasi yang beragam dan sulit. Dalam hal ini, orang tua harus mampu membantu anak-anak mereka memahami dan menerapkan nilai-nilai multikultural dalam situasi di mana toleransi dan adaptasi diperlukan.
Penelitian ini menyelidiki peran orang tua dalam mengajarkan nilai-nilai multikultural kepada anak-anak mereka. Lihatlah bagaimana orang tua membantu anak-anak mereka memahami dan menerapkan nilai-nilai multikultural dalam kehidupan sehari-hari mereka dan bagaimana mereka membantu mereka menghadapi situasi yang beragam dan kompleks. Kami mempertimbangkan peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai multikultural pada anak-anaknya dan bagaimana anak-anak menjadi orang yang lebih tangguh dan empati dalam menangani masalah dan konflik membantu Anda membangun kekuatan. Akibatnya, penelitian ini mengeksplorasi peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai multikultural pada anak-anak mereka di rumah serta bagaimana orang tua membantu anak-anak memahami dan menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari mereka. Kami berharap penelitian ini akan membantu mengembangkan teori dan praktik pendidikan multikultural di Indonesia.
Pembahasan
Pengertian dan Pentingnya Pendidikan Multikultural
Konsep pendidikan multikultural telah didefinisikan oleh banyak guru. Pendidikan multikultural terdiri dari dua kata: multikultural dan pendidikan. Pendidikan adalah proses pertumbuhan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam upaya mendewasakan melalui pengajaran, pelatihan, prosedur pendidikan, dan metode.
Multikultural juga berarti keragaman dan kesopanan. Namun, secara terminologi, pendidikan multikultural berarti proses pengembangan potensi manusia dengan menghargai pluralitas dan heterogenitas sebagai akibat dari keragaman budaya, etnis, suku, dan aliran (agama). Karena pendidikan dianggap sebagai proses yang berkelanjutan atau abadi, pengertian ini sangat luas dalam hal pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan multikultural membutuhkan penghargaan dan penghormatan setinggi-tingginya terhadap martabat dan harkat manusia.
Pendidikan multikultural didasarkan pada gagasan multikulturalisme, yaitu konsep keberagaman. Multikulturalisme mengakui, menerima, dan menegaskan perbedaan dan persamaan yang terkait dengan gender, ras, kelas, dan agama. Pendidikan multikultural membangun pluralisme budaya untuk memerangi prasangka dan diskriminasi dan membangun kepribadian siswa baik di dalam maupun di luar sekolah. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara aktif mengembangkan kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan kekuatan intelektual.
Sederhananya, multikulturalisme adalah penerimaan pluralitas budaya. Kebudayaan adalah dasar multikulturalisme, jika dilihat dari bagaimana ia membantu manusia hidup. Istilah "multikulturalisme" telah muncul dalam konteks pembangunan negara. Persepsi umum tentang multikulturalisme termasuk usia, gender, status sosial ekonomi, jenis identitas budaya, bahasa, ras, dan kebutuhan khusus. Dilihat dari kedua pengertian di atas, pendidikan multikultural adalah upaya sadar untuk membangun kepribadian, baik di dalam maupun di luar sekolah, dengan mempelajari berbagai status sosial, ras, suku, dan agama untuk membangun kepribadian yang cerdas untuk menangani masalah keberagaman budaya (Puspita 2018).