Lihat ke Halaman Asli

Hujan

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

semula dia hanya udara yg mencium wangi bumi
kerinduan kemudian membuatnya mengkristal dlm dingin
seawal rimis serupa rintik
lalu ritmis menjelma risik

dia jatuh
tumpah pada pohon-pohon cemara
tergelincir di lembar daun-daun
melenting pada genting
juga mericik di halaman rumah yang tak henti kau impi

segudang pesan dia sampaikan
bertabur harapan dan kenangan
selepas dia merebah pada rindunya yang tak lagi cemas, dia kembali
menjadi semula lewat doa yang membawanya kepada langit




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline