Lihat ke Halaman Asli

Irjen Sugito, Bumper Korupsi Berjamaah Kemendes

Diperbarui: 29 Mei 2017   18:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo saat melantik Irjen Sugito sebagai Ketua Unit Pemberantasan Pungutan Liar Kemendes beberapa waktu lalu. Sumber Foto: jurnas.com

Menggelikan! Itulah kesan yang muncul bila melihat tingkah polah apologi Menteri Desa Eko Putro Sandjojo menyikapi anak buahnya, Irjen Sugito, digrebek KPK. Bagaimana tidak, sudah jelas yang bersangkutan terjaring OTT KPK, sang menteri dengan entengnya masih bilang: “kami sangat bersih”.

Ya, Pak Menteri itu sedang kalap. Sadar bawahannya sekelas Irjen dicokok KPK, ia kemudian sibuk klarifikasi diri. Ia paparkan ke segenap penjuru hal ihwal “bersih-bersih” yang (katanya) sudah dilakukan. Ia tunjukkan sikapnya yang (katanya) dekat dengan KPK dan tak pernah kenal kompromi.

Belingsatan! Koar-koar di depan media menyatakan diri suci. Banyak kata yang ia keluarkan berbusa-busa. Namun sayangnya, ia awam satu hukum bahasa: kata-kata hanyalah buih bila fakta menunjukkan sebaliknya. Bahwa ketika sang Irjen terjaring OTT KPK, maka semua klarifikasi itu tak diperlukan lagi, sebab sudah tidak bermakna.

Yang paling menggelikan, Menteri Desa juga mengungkap rasa kagetnya. Ia (katanya) tak percaya peristiwa nahas itu menimpa sang Irjen. Ia lantas bercerita tentang prestasi Irjen yang menginisiasi Satgas Saber pungli. Juga tentang posisinya sebagai Ketua UPP (Unit Pemberantasan Pungutan Liar) di Kemendes yang (katanya) kerap menyuarakan antikorupsi.

Entah apa yang ada di benak Menteri Desa terus menerus memuji pesakitan KPK. Tiba-tiba ia gencar bertindak sebagai jubir Irjen. Gencar dan gelagapan. Bisa-bisanya, seperti pengemis minta belas kasih, ia bercerita tentang sosok Sugito yang sederhana, juga tentang rumahnya yang berada di gang sempit, di kawasan Bojong, Bogor.

Bumper Korupsi

Sekeras tenaga Menteri Desa mengais simpati, sekeras itu pula antipati publik tercurah kepadanya. Ini bukan soal kebencian pada seorang anak manusia. Ini soal kemuakan publik terhadap perilaku korupsi. Publik sudah muak dan jenuh. Kemuakan itu menebal bersama tingkah polah politisi/pejabat yang tampak bodoh dan sangat menyebalkan.

Menteri Desa tak tahu menahu soal suap Irjen Kemendes terhadap auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Padahal, Irjen adalah bawahannya, sebagai pimpinan/pengisi tertinggi jabatan di Inspektorat Jenderal (Itjen). Pengisi jabatan ini pasti dekat dengan menteri mengingat posisi dan fungsinya secara sutrukral sangat strategis.

Tugas Irjen sejatinya melakukan pengawasan internal di Kementerian. Ini terutama untuk mendorong terlaksananya program yang efektif dan efisien serta mencegah terjadinya berbagai bentuk penyimpangan. Termasuk, melakukan pengawasan terhadap keuangan melalui audit, review, evaluasi dan pemantauan.

Akan tetapi, mengingat Irjen berada dibawah dan bertanggungjawab kepada menteri, ditambah kedekatan personal dari interaksi kerja sehari-hari, maka kerapkali Irjen dijadikan bumper untuk menutupi bobrok pimpinan dan pejabat kementerian. Irjen sesungguhnya banyak tahu kongkalikong dan permainan proyek di kementerian, akan tetapi ia memilih diam bahkan melindungi.

Karena itu, tertangkapnya Irjen Sugito dan auditor BPK dalam kasus jual-beli WTP jadi petunjuk kuat adanya kongkalikong itu. Kasus suap ini tidak mungkin atas inisiatif Irjen seorang diri. Tidak ada satu pun motif yang bisa diterima akal untuk membenarkan anggapan perilaku sendirian itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline