Pekalongan -- Balai Litbang Agama Semarang dan Dewan Juri akan melakukan kunjungan ke Masjid At-Taqwa dan Pura Kalingga Satya Dharma, Jumat (29/9/2023). Balai Litbang Semarang dan dewan juri diagendakan mengecek keadaan kandidat nominasi Lomba Rumah Moderasi Beragama dalam "Ekspos Inovasi Moderasi Beragama"
Balai Litbang Agama Semarang tiba di lokasi sekitar pukul 11.10 WIB. Mereka terlebih dahulu beristirahat di Gedung Pratama Widya Paasraman Saraswati sebelum melanjutkan pengecekan di Pura Kalingga Satya Dharma. Mereka disambut hangat oleh tokoh-tokoh pemuka di Desa Linggoasri.
Upaya tersebut merupakan salah satu bentuk apresi masjid At-Taqwa desa linggoasri, sebagaimana telah di nobatkan sebagai masjid ramah musyafir, Serta sebagai salah satu bentuk menjaga moderasi beragama memiliki beberapa tujuan penting dalam masyarakat dan praktik keagamaan. Salah satu tujuan dari menjaga moderasi beragama adalah Menghindari Ekstremisme: Salah satu tujuan utama dari menjaga moderasi beragama adalah untuk mencegah ekstremisme agama.
Linggo Asri adalah salah satu desa yang menjadi simbol kesejukan dan keindahan Kota Santri. Daerah Linggo Asri yang berada di ketinggian di atas 500 meter/dpl tersebut berbatasan langsung dengan Kecamatan Paninggaran. Di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Brengkolang dan sebelah utara dengan Desa Kutorojo, Kajen. Linggo Asri tidak hanya memiliki arena perkemahan yang luas dengan dikelilingi hutan pinus nan indah serta udara pegunungan yang sejuk, desa itu juga mempunyai aneka ragam adat istiadat dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat linggo asri tersebut. Didaerah linggo asri sendiri terdapat 5 (lima) dukuh yang memiliki aneka ragam budaya/norma sosial yang dianut oleh masyarakatnya. Lima dukuh tersebut terdiri dari (Dukuh Bojong Larang total semua warganya berjumlah 213 orang, yang mayoritasnya memeluk agama islam, yang kedua ada dukuh sadang yang warganya berjumlah 597 orang bermayoritaskan muslim dan hanya dua orang yang menganut agama hindu, dukuh linggo total semua warganya ada 507 orang terdapat 223 orang beragama hindu dan 281 beragama islam dan 2 orang beragama budha dan 1 orang beragama katolik, dukuh yosorejo berjumlah 402 orang terdapat 20 orang beragama hindu dan 382 beragama islam, dukuh terakhir dukuh rejosari semua warganya berjumlah 296 orang hanya 5 orang penganut agama hindu.
Dalam upayanya mempromosikan moderasi beragama, warga desa telah merancang berbagai inisiatif yang memfasilitasi dialog antaragama.
Selain itu, Desa Linggo Asri juga memiliki program pendidikan multibudaya yang mendorong pemahaman yang lebih baik tentang agama-agama lain. Dengan mengajarkan toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan, mereka membentuk generasi muda yang lebih terbuka pikiran dan berempat. Kunci keberhasilan moderasi beragama di Desa Linggo Asri adalah komitmen bersama warga untuk membangun kedamaian dan harmoni. Ini adalah contoh nyata bagaimana masyarakat yang beragam dapat hidup berdampingan dengan rasa hormat dan saling menghargai.
Semoga desa ini terus menginspirasi komunitas lain untuk mengikuti jejak moderasi beragama yang mereka terapkan. Pendekatan sosiologi memungkinkan masyarakat Desa Linggo Asri untuk melihat agama bukan hanya sebagai sistem kepercayaan, tetapi juga sebagai bagian integral dari struktur sosial mereka. Masyarakat desa ini memahami bahwa agama dapat menjadi sumber nilai dan identitas yang kuat, tetapi juga dapat memengaruhi dinamika sosial dan politik.
Salah satu kunci keberhasilan moderasi beragama di desa ini adalah analisis sosiologis terhadap aspek-aspek sosial yang memengaruhi hubungan antaragama. Dengan memahami peran agama dalam membentuk hierarki sosial, konflik, dan solidaritas, mereka dapat merancang inisiatif yang mempromosikan kerukunan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H