Pada hari Kamis, 12 Desember 2024 pukul 15.50 WIB, saya sudah selesai menyelesaikan tugas saya untuk bertemu dengan klien saya di luar kantor. Dan saat saya dalam perjalanan untuk kembali ke kantor, saya melewati jalan raya antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral dan saya melihat para warga yang berkumpul sangat antusias. Hal itu sangat menarik perhatian saya dan saya juga ikut untuk melihat acara 'Peresmian Terowongan Silaturahmi' tersebut.
Saat itu udara di sekitar Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral terasa penuh semangat dan harapan. Tepatnya pada Kamis, 12 Desember 2024 Pukul 16.00 WIB sore, sebuah peristiwa bersejarah terjadi di Jakarta, dimana ribuan orang dari berbagai latar belakang berkumpul untuk menyaksikan Presiden Prabowo Subianto meresmikan Terowongan Silaturahim yang menghubungkan dua ikon religius terbesar di Indonesia: Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.
Terowongan ini, yang digagas untuk memperkuat hubungan antar umat beragama, menjadi simbol kerukunan yang menggambarkan semangat persatuan Indonesia.
"Hari ini adalah hari yang sangat berbahagia bagi bangsa kita," ucap Prabowo dengan nada tegas namun penuh kehangatan. "Terowongan Silaturahmi ini bukan hanya sebuah infrastruktur, tetapi juga simbol kerukunan antarumat beragama."
Dalam pidatonya yang penuh haru, Prabowo menekankan bahwa terowongan ini bukan sekadar infrastruktur, tetapi juga simbol penting bahwa perbedaan tidak seharusnya menjadi penghalang bagi bangsa Indonesia untuk bersatu. "Hari ini saya sangat bergembira menghadiri acara ini, peresmian terowongan silaturahim antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Ini merupakan simbol dari kerukunan antar umat beragama," kata Prabowo dengan tegas.
Prabowo melanjutkan, "Perbedaan yang ada di Indonesia justru membuat kita unik. Kita adalah bangsa yang penuh warna, dengan lebih dari 700 suku, berbagai agama, ras, dan bahasa, namun kita tetap bersatu. Inilah kekuatan kita.".
Di sampingnya, Menteri Agama Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa pembangunan terowongan ini adalah tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo pada 2020. Tujuan utamanya adalah memudahkan akses bagi jamaah dari kedua rumah ibadah, sambil menyediakan ruang parkir yang memadai untuk mengurangi kemacetan. "Selain terowongan, proyek ini juga mencakup area parkir yang dapat menampung hingga kapasitas 1.000 kendaraan yang dapat digunakan bersama oleh jamaah kedua tempat ibadah," jelas Menag.
Yang menarik, di dalam Terowongan Silaturahim terdapat instalasi seni yang memenangkan kompetisi seniman nasional, karya Sunaryo yang bertema Wat Hati---sebuah karya yang menggambarkan filosofi 'Jembatan Hati'. Terowongan ini juga dilengkapi dengan galeri dan diorama yang mengisahkan perjalanan panjang toleransi antar umat beragama di Indonesia, mengingatkan setiap orang yang melaluinya akan pentingnya saling menghormati.
Para pengunjung terkesan dengan keindahan dan makna yang terkandung dalam setiap sudut terowongan. Salah seorang pengunjung yang saya tanyakan, Rina, seorang mahasiswa, mengungkapkan perasaannya, "Saya merasa sangat terharu bisa melewati terowongan ini. Ini adalah simbol yang kuat bagi kita semua bahwa perbedaan adalah kekayaan, bukan pemisah."
Di tempat terpisah saya juga sempat menanyakan seorang warga bernama Maria Elisabeth, yang ternyata sering rutin beribadah di Gereja Katedral, mengungkapkan rasa bangganya. "Terowongan ini tidak hanya memudahkan kami, tetapi juga menjadi pengingat bahwa kita bisa hidup berdampingan dengan damai, apapun perbedaannya," ujarnya.
Di akhir acara penutupan pidatonya, Prabowo menyampaikan pesan yang begitu menggetarkan, "Terowongan ini adalah jembatan bagi hati kita semua. Mari bersama-sama kita jadikan perbedaan sebagai kekuatan dan kekayaan kita, bukan penghalang. Bersama-sama, kita wujudkan Indonesia yang rukun dan maju."