Lihat ke Halaman Asli

Peluang Usaha Ternak Lintah Artikel Yudha Mediawan

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Halo saya Yudha MEdiawan.

Kali ini saya ingin menulis tentang Peluang Usaha Ternak Lintah

Mungkin sebagian orang belum banyak mengetahui bahwa lintah adalah salah satu hewan yang dapat bermanfaat untuk proses menyembuhkan berbagai penyakit.

Selainberguna untuk kesehatan ternyata lintah juga bisa menyehatkan kantong kita. Menambah pemasukan bahkan juka dikembangkan bisa menjadikan bisnis yang sangat menguntungkan.

Lintah budidaya harus di jaga habitatnya sealami mungkin, dengan memberikan air dengan kadar pH normal, tinggi air di buat setinggi 1/2 ukuran tinggi kolam. Didalam kolam dimasukkan pula tanah, bebatuan untuk lintah bermain dan juga tanaman pelindung semacam eceng gondok.Kolam harus selalu dijaga dari polutan, karena lintah akan responsif sekali terhadap tembakau, cat, tiner, garam ataupun alkohol. Polutan tersebut dapat menyebabkan kematian pada lintah.

Makanan dan Pembiakannya

Makanan alami lintah adalah darah. Di habitat asli asupan darah didapat dari binatang semacam kerbau atau ikan. Nah, untuk budidaya dapat digunakan belut, ikan lele dan juga darah sapi. Namun jangan sekali-kali menggunakan darah kambing karena dapat menyebabkan kematian pada lintah. Pakan diberikan dua minggu sekali, sumber pakan lintah dari ikan lele atau belut. Lintah akan mengisap darah ikan atau belut tersebut.Yang terbaik pakan belut. Untuk 20.000 ejor lintah perlu 4 kg belut @ Rp. 52ribu per kilogram,atau Rp. 200rb per bulan.

Pemberian pakan dengan belut dapat menggunakan kawat nyamuk, dimana belut dijepit dengan kawat tersebut dan dimasukkan ke kolam lintah. Begitu belut diceburkan ke kolam maka lintah yang lapar akan menghisap darah belut tersebut. Belut diangkat sekitar 1 hari setelah peletakan. Pemberian pakan ini rutin dilakukan setidaknya 2 minggu sekali untuk masing-masing kolam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline