Wabah Corona terus bergulat di banyak negara belahan dunia. Kasus Covid kian hari kian meningkat di Indonesia. Tercatat kasus baru mencapai 113.134, angka kesembuhan 70.237 dan kasus kematian 5.302 orang per tanggal 3 Agustus 2020.
Gugus Tugas Nasional sempat memperkirakan bahwa puncak pandemi pada bulan Mei dan berakhir bulan Juli 2020. Kenyataannya, angka kasus baru makin menanjak tiap harinya.
Hal ini dipicu karena meningkatnya mobilitas masyarakat dan rendahnya kesadaran masyarakat menjalankan protokol kesehatan Covid-19 di masa tatanan kehidupan baru atau "new normal". Walaupun kasus meningkat, pemerintah telah membuka aktifitas wisata dan ekonomi melalui penerapan tatanan baru.
Anggapan Konspirasi dan Rekayasa
Salah satu penyebab ketidaktaatan masyarakat mengikuti protokol Kesehatan Covid-19 adalah anggapan konspirasi dan sebuah rekayasa. Beberapa publik figur, influencer bahkan elite global juga beranggapan demikian.
Kalaupun ini sebuah skenario yang dibuat oleh suatu negara, faktanya tak ada satupun negara diuntungkan oleh pandemi Corona. Semua negara mengalami kesulitan ekonomi, pendidikan dan krisis kesehatan.
Ada berpendapat bahwa akan menguntungkan pihak tenaga kesehatan karena dana insentif Covid-19 besar, padahal hingga sekarangpun belum diterima langsung oleh tenaga medis.
Ada pula yang menganggap perusahaan vaksin diuntungkan. Sementara, virus corona terus bermutasi dan strain berbeda di setiap negara, sehingga tingkat kesulitan vaksin dan pengobatanpun kompleks.
Untuk pembuatan vaksin dan pengobatannya perlu diadakan uji klinis berulang kali dan melawati beberapa tahapan dalam waktu yang tidak sebentar dan dana tidak sedikit. Sekitar lebih 100 penelitian di dunia sudah mencoba membuat vaksin melawan virus Corona, sekitar 10-12 penelitian tengah melakukan uji klinis tahap satu dan dua.
Pada tahap tersebut peneliti mencari tahu aspek keamanan, dosis serta memasukkan ke tubuh hewan untuk mengetahui apa berdampak atau tidak terhadap antibodi.