Lihat ke Halaman Asli

dr. Ayu Deni Pramita

Suka menulis tentang kesehatan, investasi dan budaya

Hai Perempuan, Siapa yang Mau Disunat?

Diperbarui: 15 Juni 2020   05:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Ilustrasi | Sumber: Pixabay/Movidgrafica

Dari segi medis, sunat perempuan tidak memberi manfaat. Lain halnya dengan sunat laki-laki, (istilah medisnya "sirkumsisi") sangat memberi manfaat kesehatan.

Senja hari kala itu, 2 tahun yang lalu, saya akan meninggalkan Kota Bandung menuju Surabaya.

Saya merangkul ransel hitam di ruang tunggu stasiun Bandung dan melihat anak perempuan berusia 8 tahun seorang diri duduk termenung. Dia mengusap wajah yang kusam dan rambut acak-acakan.

Saya berusaha mendekatinya, dia mencoba menghindar. Saya pun membelikan segelas teh hangat. Dia merintih kesakitan, melipat roknya dan memegang kelaminnya.

Saya bertanya, dia menunduk. "Putri habis disunat" Wajah saya semakin mendekat, memastikan.

Dia semakin menunduk dan membuka roknya lagi, "Sakit sekali, kasian Mba Rani masih berdarah. Kenapa mereka memaksa aku dan mbakku?!" Saya masih binggung saat itu.

Kemudian datang seorang wanita paruh baya menarik tangan anak itu. Saya bertanya yang sebenarnya terjadi. Wanita itu menjelaskan kalau anaknya (Putri) kabur di rumah ketika upacara dimulai.

"Mau gimana lagi mba, udah tradisi keluarga dan adat. Saya dari kecil juga disunat, jadi mau gak mau anak saya ya mesti disunat juga. Kalau gak ikut tradisi desa, kita dikucilkan Mba, tidak bisa mendidik anak," katanya.

Saya tertegun dan teringat teman saya dari Maluku. Dia pernah bercerita, kemenakan perempuannya setelah sunat sering menangis setiap kencing atau jalan. Apalagi kalau kencing posisi duduk atau jongkok, sehingga membuat dia trauma dan takut ke kamar mandi.

Ilustrasi Sunat Perempuan (dok_pri)

Praktik sunat/khitan perempuan yang diistilahkan "khifadh" banyak ditemukan di Afrika, Timur Tengah dan Asia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline