Lihat ke Halaman Asli

Mengenang Kenji Goto melalui Tulisannya

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14227496381807374039

Selamat pagi Kompasianers..

Bangun pagi ini dikejutkan dengan berita di japantimes mengenai eksekusi "Kenji Goto" yang direkan dalam satu Video yang disebarkan oleh pihak ISIS. Saya disini tidak akan mengomentari maupun membahas tentang ISIS dan segala yang berbau politis.

Sebagai seorang blogger, yang hidup dari tulisan tulisan dan artikel. Saya menganggap Kenji Goto  adalah seorang pahlawan Jurnalism. Mungkin tidak banyak yang tahu tentang blog Independent Press Kenji Goto di situs http://ipgoto.com , namun saya yakin website berbahasa Jepang ini mendapat banyak hits setelah berita menghilangnya Kenji Goto di wilayah Suriah pada Oktober 2014 silam.

Di dalam situs inpendent press kita dapat melihat bahwa Goto san adalah seorang jurnalis bebas yang memberitakan banyak cerita tentang anak anak dan keadaan sosial di suatu daerah konflik. Dia tidak pernah memberitakan berita terkait politik, ataupun berita yang tendensius memojokan dan menguntungkan pihak manapun. Mungkin memang seluruh cerita yang dia tulis dalam tulisan Jepang, tapi saya yakin yang membaca artikel ini bisa mengunjungi ipgoto.com dan menggunakan machine based translation untuk mengartikan cerita-ceritanya.

Berikut adalah cuplikan beritanya yang telah di translate oleh Robert Campbell
(https://www.facebook.com/robertcampbell.page/photos/a.635611163129908.1073741825.492849990739360/909552762402412/?type=1&theater)

September 8, 2012 Aleppo, Syria/
Seesaw fighting between Assad's government forces and the Free Syrian Army drags on in the streets of Aleppo. No way to strike back at government air raids from above. Residents here are losing access to water and electicity, and soaring prices add to their misery. (Photo of woman holding toddler below attached).

April 8, 2012, Chisinau, Moldava/
Night duty for the national police in Moldova means bringing in the kids. Every month over one hundred children are taken into custody in Chisinau. Apartment-block boiler rooms, basements, disued ditches.... they sweep up everywhere.
"Just hope they don't get mixed up in crime."
"It's cold out there, you could freeze to death. Any of them dead? Sure, once in a while " (Police officer).
Temperatures drop stiffly from late October, threatening street children with death.
At a late-night cafe, three fourteen-year old boys have been taken in. They were out begging on the streets in daytime. Two are runaways, one an orphan who'd made his way here from a distant village. The police track their records, and whenever contact can be made with the parents try to send them home. Children without any relatives, though, end up at one of the orphanages in town.
"I um, I don't have any parents." (A boy).
(......The orphanage) is always overbooked. There are kids without birth certificates, ones who don't even know who their mothers are. Lots of them suffer from language disorders and anxiety because of the trauma of being separated from their parents.
The limit for any child to stay at an orphanage is two years. Caseworkers spend days trying to get them reunited, but after home visits, less than twenty perecnt of children can be sent back to their families.
"This is no environment to raise a child in. Much better if they were raised by other families." (Caseworker).

Berita pagi ini di Japantimes (http://www.japantimes.co.jp/news/2015/02/01/national/islamic-state-group-purportedly-releases-goto-execution-video/#.VM1iQiz3S3N) jujur saja sangat mengagetkan saya. Memang saya bukan warga negara Jepang, tapi berita ini sudah pasti membuat sedih kita semua. Apalagi jika kita tahu latar belakang Kenji Goto yang bukanlah orang yang "berbahaya" bagi pihak manapun. Murni seorang jurnalis sosial, yang pergi ke tempat konflik berbahaya demi menceritakan kisah-kisah yang tidak tertangkap media secara keseluruhan. Kita juga yakin, Goto san mengerti akan segala resikonya, terbukti sejak 2003 dia melakukan aktifitas itu, dan saya yakin segala sumbangsihnya dia akan tetap dikenang dan menjadi motivasi bagi para jurnalis lepas di seluruh dunia.

Kembali ke berita Japantimes, The Islamic State group posted a new video on the Internet Sunday claiming it has killed Japanese hostage Kenji Goto and showing what appears to be the beheaded body of the freelance journalist who went missing in Syria last fall.

Dalam video orang bercadar membawa pisau tersebut juga mengatakan "“Abe, because of your decision to take part in an unwinnable war, this knife will not only slaughter Kenji but will carry on and also cause carnage wherever your people are found. So let the nightmare for Japan begin.”
Ancaman yang dijawab PM Abe dengan mengatakan bahwa Jepang tetap akan membantu dalam bidang kemanusiaan di jazirah arab dan dimanapun juga tidak terpengaruh terhadap krisis ini. Jepang akan tetap memberikan bantuan kesehatan dan makanan kepada yang membutuhkan.

Krisis ini sendiri bermula sejak 20 Januari 2014, dimana hal tersebut mengejutkan warga Jepang. Namun pemerintah Jepang melalui PM Abe mengatakan dalam pidatonya bahwa "Ekstremis berbeda dengan Islam".  Namun penggunaan kata "Islamic Nation" dalam setiap berita di media Jepang memang sedikit banyak berpengaruh kepada persepsi orang jepang terhadap Islam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline