Benih unggul bermutu memiliki sifat-sifat berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama penyakit tanaman, umur tanamnya pendek, dan rasa nasinya enak. Pemerintah Indonesia terus melakukan upaya peningkatan produksi pertanian khususnya padi. Hal ini dilakukan untuk menjamin ketahanan pangan nasional, dalam rangka mencapai target surplus 10 juta ton beras di tahun 2014. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik pada 2011, tingkat produktivitas padi varietas hasil pemuliaan mutasi rata-rata menghasilkan 7 ton per hektar. Lebih baik dari pada produksi beras nasional sebesar 5,01 ton per-hektar. Varietas hasil litbang BATAN telah ditanami 3 juta hektar lahan pertanian sejak tahun 2000, dan untuk padi BATAN telah menghasilkan 20 varietas unggul bermutu, Sementara untuk kedelai BATAN telah menghasilkan enam varietas yang unggul hasil pemuliaan seperti varietas Muria, Tengger, Meratus, Rajabasa, Mitani, Mutiara-1. Sehingga di harapkan dengan terwujudnya benih padi yang unggul di harapkan para petani bisa menanam tanaman tersebut untuk mendapatkan, hasil yang banyak dan harga jual yang relatif tinggi. Untuk mensejahterahkan para petani kedelai di Desa.
Belum lama ini BATAN melepas lagi satu verietas unggul kacang hijau. Selanjutnya juga akan keluar varietas unggul sorgum dangan dum tropis. Diharapkan sorgum bisa menggantikan posisi gandum sebagai bahan pembuat mie instan. BATAN dengan teknologi nuklir tidak saja meningkatkan potensi pangan utama, seperti beras, tetapi juga menggali potensis umber-sumberp angan baru yang selama ini terabaikan, seperti sorgum yang sudah dikenal sebagai bahan pangan pokok sejak ratusan tahun lalu di kawasan Indonesia Timur. Dikarenakan lahan indonesia bagian timur kurang subur maka, masyarakat sekitar memanfaatkanpohon sagu sebagai makanan pokok mereka. Di upayakan apabila perlakuan sianar gamma bisa di tekan para petani di indonesia bagian timur pasti akan bisa menanam padi dengan tahan cekaman dan hasil yang berlimpah.
BATAN dengan teknologi nuklirnya, selain diaplikasikan di bidang pangan, juga diaplikasikan dibidang kesehatan dan reproduksi ternak. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan produksi paging dan susu pada ternak ruminansia atau hewan memamah biak. BATAN juga melakukan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan dan reproduksi ternak. Kegiatannya meliputi pembuatan vaksin dengan sinar gamma, untuk melemahkan agen penyakit. Selain itu masih dapat menimbulkan kekebalan pada ternak. Salah satunya adalah vaksin iradiasi untuk Fasciolosis (cacing hati pada ternak ruminansia). Peran teknologi nuklir lainnya dalam reproduksi ternak adalah dengan teknik yang disebut Radioimmunoassay (RIA). Tujuannya untuk memperbaiki penampilan reproduksi. Dengan menggunakan teknologi nuklir ini kelompok peternak dapat memperbaiki manajemen reproduksi ternaknya. Sebelum menggunakan teknologi nuklir banyak kasus diketemukan angka kelahiran yang tidak menentu, dalam artian belum tentu ternak besar (seperti sapi) dapat melahirkan sekali dalam setahun. Dengan bantuan sinar gamma para peternak akan merasa lebih aman untuk mengetahui, apakah ternak mereka sudah hamil atau belum, dengan pntulan sinar yang masuk kedalam perut sapi betina tersebut.
Sedangkan dalam bidang perikanan digunakan hormon testoteron yaituhormon alami dari bahan dasar testis ternaksapi untuk proses pejantanan ikan. Agar ikan bisa lebih lincah dan cepat gemuk, budi daya perikanan (akuakultur) tidak terlepas dari unsur ketersediaan air, lahan, benih, dan pakan. Kegiatan penelitian BATAN diarahkan untuk mendukung peningkatan produksi ikan dengan penyedian pakan ikan yang dapat mempercepat pertumbuhan dan bobot badan ikan. Terdapat perbedaan dalam kecepatan pertumbuhan dan bobot badan ikan karena ikan jantan lebih cepat tumbuh dari ikan betina. Ini disebabkan karena ikan jantan seluruh energi dari pakan digunakan untuk pertumbuhan, juga ikan jantan lebih rakus dalam hal makan, sedang pada ikan betina energi dari pakan digunakan untuk pematangan telur, pengeraman telur dan pemeliharaan larva dalam mulutnya. Maka dalam budidaya perikanan sangat diperlukan benih ikan jantan, akan tetapi untuk mendapatkan benih ikan yang sebagian besar jantan sangatlah sulit karena kita tidak bisa mengharapkan dari anakan ikan yang menetas pada waktu tertentu, sehingga kemungkinan anakan ikan yang dihasilkan berkelamin jantan.
Selain meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber pangan baik itu di bidang pertanian, peternakan dan perikanan, dengan menggunakan teknologi nuklir produknya terjamin keamanannya bagi yang mengkonsumsi. Keragaman yang ada di alam pada prinsipnya berdasarkan mutasi alam atau mutasi spontan. Mutasi alam memerlukan waktu yang panjang sampai ratusan bahkan ribuan tahun, tetapi pemuliaan mutasi dengan sinar gamma bisa mempercepat mutasi dan tentu saja aman. Sehingga apa bila buah sayuran maupun daging ikan yang sudah di radiasikan dengan sinar gamma aman untuk di konsumsi, tanpa efek samping apapun bagi tubuh manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H