Apa yang pertama kaliyan tahu tentang Nuklir tersebut ? pasti di benak pikiran kaliyan akan berpikir bahwa Nuklir tersebut Bom Atom yang pernah terjadi tahun 1945 di Nagasaki dan Hiroshima. Padahal tidak itu saja pemanfaatan Nuklir sebagai senjata pembunuh masal , melainkan Nuklir bisa di manfaatkan radiasinya untung bidang pertanian di indonesia.
Peningkatan produktivitas pertanian harus didukung dengan ketersediaan benih unggul bermutu. Hingga di penghujung tahun 2013 ini, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) telah sukses menciptakan 20 varietas padi unggul.
Benih unggul bermutu memiliki sifat-sifat berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama penyakit tanaman, umur tanamnya pendek, dan rasa nasinya enak. Pemerintah Indonesia terus melakukan upaya peningkatan produksi pertanian khususnya padi. Hal ini dilakukan untuk menjamin ketahanan pangan nasional, dalam rangka mencapai target surplus 10 juta ton beras di tahun 2014.
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik pada 2011, tingkat produktivitas padi varietas hasil pemuliaan mutasi rata-rata menghasilkan 7 ton per hektar. Lebih baik daripada produksi beras nasional sebesar 5,01 ton per-hektar. Varietas hasil litbang BATAN telah ditanami 3 juta hektar lahan pertanian sejak tahun 2000, dan untuk padi BATAN telah menghasilkan 20 varietas unggul bermutu, Sementara untuk kedelai BATAN telah menghasilkan enam varietas unggul hasil pemuliaan seperti varietas Muria, Tengger, Meratus, Rajabasa, Mitani, Mutiara-1. Tahun ini dilepas lagi dua varietas yaitu Gamasugen-1 dan Gamasugen-2.
Belum lama ini BATAN melepas lagi satu verietas unggul kacang hijau. Selanjutnya juga akan keluar varietas unggul sorgum dangan dum tropis. Diharapkan sorgum bisa menggantikan posisi gandum sebagai bahan pembuat mie instan.
BATAN dengan teknologi nuklir tidak saja meningkatkan potensi pangan utama, seperti beras, tetapi juga menggali potensis umber-sumberp angan baru yang selama ini terabaikan, seperti sorgum yang sudah dikenal sebagai bahan pangan pokok sejak ratusan tahun lalu di kawasan Indonesia Timur. Jadi, selain fokus terhadap peningkatan kuantitas dan kualitas produksi beras, BATAN juga berupaya meningkatkan pangan dari sumber-sumber lain.
Upaya menggali dan mengembangkan potensi sumber-sumber pangan baru di Indonesia yang luasini, BATAN memprioritaskan kondisi tanah yang sangat beragam dan disesuaikan dengan kearifan lokal. Karena tanaman yang unggul di satu tempat belum tentu akan tumbuh baik di tempat lainnya. Contoh, salak pondoh mungkin hanya bisa tumbuh bagus dan berkualitas di Yogyakarta dan sekitarnya, namun tidak akan tumbuh dan berbuah bagus jika ditanam di Jakarta. Masing-masing daerah mempunyai kondisi tanah dan iklim yang berbeda-beda.
Semestinya kita bersyukur dengan kondisi alam dan kondisi lahan yang demikian itu, sehingga semua jenis tanaman pangan bisa tumbuh. Untuk daerah basah dan curah hujan yang cukup banyak bisa ditanami padi, sedangkan daerah yang tanahnya kering bisa digunakan untuk bertanam sorgum.
Untuk tanaman gandum, biasanya hanya tumbuh di kawasan beriklim dingin. Melalui inovasi teknologi, BATAN kini tengah mengembangkan gandum tropis dataran rendah. Dan, sebentar lagi akan dilepas gandum yang diberi nama Ganesa, gandum Indonesia.
BATAN dengan teknologi nuklirnya, selain diaplikasikan di bidang pangan, juga diaplikasikan dibidang kesehatan dan reproduksi ternak. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan produksi paging dan susu pada ternak ruminansia atau hewan memamah biak. BATAN juga melakukan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan dan reproduksi ternak. Kegiatannya meliputi pembuatan vaksin dengan sinar gamma, untuk melemahkan agen penyakit. Selain itu masih dapat menimbulkan kekebalan pada ternak.Salah satunya adalah vaksin iradiasi untuk Fasciolosis (cacing hati pada ternak ruminansia). Pencegaha npenyakit ini agar tidak terjadi penurunan produksi daging atau susu pada sapi. Cara pencegahan penyakit Fasciolosis menggunakan vaksin iradiasi sinar gamma itu sedang diupayakan untuk mendapatkan paten.
Saat ini dalam proses pembuatan vaksin iradiasi gamma untuk mencegah mastitis (radang kelenjar susu) pada sapi perah, serta teknik nuklir pembuatan vaksin iradiasi Brucellosis untuk mencegah penyakit keguguran menular pada sapi betina. Peran teknologi nuklir lainnya dalam reproduksi ternak adalah dengan teknik yang disebut Radioimmunoassay (RIA). Tujuannya untuk memperbaiki penampilan reproduksi. Dengan menggunakan teknologi nuklir ini kelompok peternak dapat memperbaiki manajemen reproduksi ternaknya. Sebelum menggunakan teknologi nuklir banyak kasus diketemukan angka kelahiran yang tidak menentu, dalam artian belum tentu ternak besar (seperti sapi) dapat melahirkan sekali dalam setahun.