Lihat ke Halaman Asli

Yudaningsih

Pemerhati Bidang Sosial, Pendidikan dan Politik

Rinduku di Sebrang Waktu

Diperbarui: 16 Januari 2025   20:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://alakhbar.trunojoyo.ac.id/

Di bawah langit yang sunyi, aku termenung  

Mencari jejak langkahmu yang telah hilang

Emak, Bapak, ke mana rindu ini ku gantungkan  
Saat pelukanmu tak lagi bisa kurasakan

Dulu, rumah ini penuh tawa dan doa
Kini hanya sunyi yang menyisakan luka  
Aku rindu suaramu, Emak
Dan nasihat bijakmu, Bapak, yang selalu ku kenang di tiap langkah

Mata ini kerap mencari bayangmu  
Di setiap sudut, di setiap waktu
Namun hanya kenangan yang datang menyapa
Menghantar air mata dalam diam yang membara

Emak, Bapak, aku berdoa dalam setiap sujud
Agar kalian damai di tempat yang penuh rahmat
Doa ini ku titipkan pada angin malam
Mengantar cinta yang tak pernah padam

Aku rindu saat kau berkata, "Nak, jangan menyerah"  
Kini kata itu terngiang, meski tanpa suara
Kalian adalah cahaya di tengah gelapku
Menuntun langkahku, meski tanpa kehadiranmu

Emak, Bapak, biarlah rindu ini menjadi pengikat
Antara aku di sini dan kalian di akhirat
Sampai nanti, saat Tuhan mempertemukan kita
Rindu ini akan tetap ku jaga, selamanya

Sakagedang Cibatu Garut, 15 Desember 2024

Goresan pena sebagai penanda bahwa rindu ini kan selalu ada. Meski Emak sudah tiada 20 tahun silam, Bapak berpulang 2 tahun lalu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline