Lihat ke Halaman Asli

Yuda Ananda

Mahasiswa Nusa Putra University

UMKM Lantak Pisang di Desa Margalaksana: Potensi dan Tantangan dalam Pengembangan Usaha

Diperbarui: 18 September 2024   01:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sukabumi – Sejumlah mahasiswa dari Universitas Nusa Putra dalam rangka Kuliah Kerja Nyata (KKN) baru-baru ini mengadakan diskusi dengan Bapak Daday, pengelola UMKM lantak pisang di Desa Margalaksana, Kecamatan Cikakak, Palabuhanratu. Percakapan ini mengungkapkan berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi UMKM yang telah berdiri selama sekitar 10 tahun ini, serta harapan ke depan untuk pengembangan usaha.

UMKM lantak pisang milik Bapak Daday dikelola secara mandiri oleh beliau, istrinya, dan putranya tanpa melibatkan karyawan dari luar. Pengelolaan yang sederhana ini menunjukkan potensi dan dedikasi keluarga dalam mempertahankan usaha yang sudah bertahan selama satu dekade. Namun, mahasiswa Universitas Nusa Putra menyoroti bahwa meskipun usaha ini telah lama berdiri, pengembangannya masih belum maksimal.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi Bapak Daday adalah keterbatasan bahan baku. “Seringkali saya hanya bisa mendapatkan 100 kg pisang, itupun tidak menentu kapan bisa mendapatkan lagi untuk produksi selanjutnya,” ungkapnya. Desa Margalaksana bukanlah daerah penghasil pisang, sehingga beliau harus mencari bahan baku hingga ke luar desa, yang juga seringkali tidak mencukupi.

Dari segi produksi, lantak pisang yang dihasilkan memiliki dua varian rasa, yaitu manis dan gurih. Namun, Bapak Daday juga berinovasi dengan memproduksi keripik singkong, keripik talas, dan kue gabin berdasarkan pesanan konsumen. “Kami fleksibel dalam produksi, tergantung pesanan. Produk lantak menjadi fokus, tetapi saya juga memproduksi yang lain jika ada permintaan,” jelasnya. Fleksibilitas ini menunjukkan potensi Bapak Daday dalam mengolah berbagai bahan lokal seperti pisang, singkong, dan talas.

Mahasiswa juga menyoroti sistem pengemasan dan pemasaran yang dilakukan. Pengemasan dilakukan sederhana dengan menggunakan kantong plastik kecil untuk pemasaran lokal di warung-warung sekitar desa. Namun, Bapak Daday memiliki ambisi untuk memperluas jangkauan pasar. “Saya pernah mencoba memasarkan ke Jakarta, tetapi itu cukup sulit karena keterbatasan produksi. Jika saya tidak kekurangan bahan baku, saya sangat ingin memasarkan lagi ke Pelabuhan Ratu dan Jakarta,” ungkapnya.

Dalam aspek keuangan, UMKM ini dimulai dengan modal sekitar Rp 5 juta, yang sepenuhnya berasal dari dana pribadi. Hingga kini, meskipun telah menghasilkan keuntungan, nilainya belum signifikan. “Keuntungan yang diperoleh digunakan kembali untuk produksi selanjutnya, tetapi sering kali saya harus menunggu modal kembali dari hasil penjualan sebelumnya,” tambah Bapak Daday. Hal ini membuat produksi lantak tidak konsisten setiap bulan.

Kendala utama yang dihadapi UMKM lantak pisang ini adalah keterbatasan modal dan kurangnya kemitraan dengan pihak eksternal seperti distributor atau pemerintah. Sejauh ini, kerja sama hanya terbatas pada warung-warung lokal. Menurut para mahasiswa, penting bagi Bapak Daday untuk menjalin kerjasama yang lebih luas, baik dengan pemerintah maupun pemasok bahan baku yang lebih konsisten.

Pendapat mahasiswa Universitas Nusa Putra mencerminkan bahwa UMKM ini memiliki potensi besar, terutama dengan inovasi produk dan kualitasnya yang telah dipercaya oleh konsumen. Namun, untuk mencapai perkembangan yang lebih signifikan, diperlukan dukungan eksternal baik dari segi bahan baku, pemasaran, hingga modal usaha. Jika tantangan ini dapat diatasi, UMKM lantak pisang berpotensi untuk berkembang dan menjangkau pasar yang lebih luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline