Oleh : Wahyuni
Ibu Rumah Tangga
Kedaulatan sebuah negara terlihat dari kekuatan militernya. Seluruh wilayah yang menjadi teritorial perlu dijaga dengan baik dengan kekuatan militer yang mumpuni. Agar jangan ada yang berani melewati batas wilayah negara. Termasuk wilayah laut yang harus dijaga dengan ketat serta eksklusif. Dan Indonesia merupakan negara yang wilayahnya dikelilingi perairan yang luas.
Laut Natuna Utara yang sebelumnya bernama ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) dan Indonesia tercatat memiliki hak atasnya. Ternyata ada yang mengusik kepemilikan perairan tersebut.
Dilansir dari BagikanBerita.com, 16/09/2021 Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksamana Madya Aan Kurnia mengungkapkan, kapal patroli China memasuki ZEE di 200 mil lepas pantai Kepulauan Natuna utara pada Sabtu 12 September 2020 dan menyingkir pada Senin 14 September setelah dilakukan komunikasi radio.
Ternyata Cina juga telah lama bersitegang dengan beberapa negara yang berbatasan wilayah antara laut Cina Selatan. Seperti Filipina, Vietnam dan juga Malaysia karena Cina mengklaim lautannya sangat luas.
Dilansir dari Kompas.com, 03/12/2021 Sebuah surat dari Diplomat China kepada Kementerian Luar Negeri Indonesia menuntut Indonesia menghentikan pengeboran di _rig_ lepas pantai di sana. China berdalih, lokasinya berada di wilayah yang diklaim miliknya.
Natuna yang diklaim masuk wilayah teritorialnya ternyata memiliki cadangan minyak bumi mencapai 92,63 Mika Stock Tank Barrel (MMSTB). Mungkin inilah yang yang menjadi incaran cina atas klaimnya tersebut. Cina dinilai berupaya mengitimidasi pemerintah Indonesia. Tidak hanya dengan berkedok investasi ekonomi. Karena ternyata Cina menjadi negara investor terbesar untuk Indonesia.
Dengan utang yang tinggi menurut pengamat, ini akan menjadi jebakan politik. Jebakan tidak hanya pada hutang berbalut investasi ekonomi tapi mulai merambah keranah wilayah teritorial.
Bila negara penerima bantuan utang mulai gagal membayar maka kemungkinan Cina akan meminta proyek lain. Bahkan Cina bisa saja berani melakukan tekanan politiknya demi meluaskan kekuatannya. Sama halnya yang dilakukan pada negara Uganda.
Di dalam kapitalis pinjam meminjam itu sudah biasa. Padahal negara penerima utang akan terus dipengaruhi penguasa asing setiap membuat kebijakan. Akan tetapi sangat berbeda dengan Islam.
Di dalam Islam utang luar negeri sejatinya haram karena berbasis riba dan korporasi. Dan Islam memiliki solusi atas semua masalah kehidupan. Islam sangat lengkap tidak hanya peribadatan saja, akan tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan.