Lihat ke Halaman Asli

Yudha Bantono

TERVERIFIKASI

Pembaca peristiwa

#VLIP4 Singaraja Bali, Volkswagen dan Filosofi Kehidupan

Diperbarui: 4 September 2018   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bali Volkswagen Division dalam acara budaya, foto dok. BVD

Berbekal semangat kreatif, salah satu klub otomotif di Bali ini mampu membangun branding Pariwisata dan Budaya melalui Volkswagen.

Selalu ada yang menarik ketika membicarakan kendaraan klasik langsiran Jerman pada tataran pariwisata dan budaya di Bali. Volkswagen hadir sudah sejak lama sebagai kendaraan pariwisata. Tak terhitung sudah, wisatawan mancanegara  menikmati perjalanannya mengelilingi Bali dengan kendaraan kap terbuka (VW Safari). Ya itulah salah satu bagian Volkswagen yang masih eksis hingga kini, menjadi bagian mata rantai pariwisata Bali.

Kegiatan Bali Volkswagen Division, foto dok. BVD

Bali Volkswagen Division (BVD) sebagai klub VW tertua di Bali, mengkemas selebrasi dua tahunan dalam sebentuk program yang dinamai Volkswagen Lost in Paradise atau dikenal VLIP. Mengapa klub ini mengelar even dua tahunan ? " Bali memiliki pesona alam dan budaya yang tiada tara indahnya, sebagaimana pesona itu  BVD ingin terlibat juga memerankan dirinya menjadi bagian kegiatan pariwisata. Inspirasi ini kemudian berlanjut menjadi program untuk menunjukkan bagian Bali yang lainnya. Bali itu luas, tidak melulu pada pusat-pusat pariwisata yang sudah terkenal. Melalui dunia Volkswagen kami ingin mencitrakan kembali sampai tersesat pada keindahannya Pulau Bali," jelas Ketut Krisna Rai Mahajony, salah satu penggagas Volkswagen Lost in Paradise.

VLIP #4 Menyame Braye, dok. BVD

Nafas Program Volkswagen Lost in Paradise semakin menguat. Sejak dihelat pertama kali tahun 2011, kini memasuki pelaksanaan tahun ke 4 Bali Volkswagen Division kembali menggelar VLIP di Bali Utara tepatnya Kota Singaraja, Buleleng. 

Sinergi dengan kegiatan itu, BVD yang didaulat sebagai tuan rumah pelaksanaan Jamnas ke 49 Volkswagen Indonesia menggabungkan dua even ini menjadi satu kemasan.

Menyame Braye diangkat BVD sebagai tema utama pelaksanaan VLIP IV-2018. Menyame Braye menurut Rai Jony sapaan akrab Ketut Krisna Rai Mahajony yang juga Wakil Ketua BVD adalah sebuah bentuk refleksi dalam melihat diri kedalam, memaknai dan memberikan vibrasi kuat bagi setiap laku menuju kehidupan yang lebih baik. 

Laku kehidupan yang berakar pada  filosofi universal ini setidaknya akan mengajarkan empati yang sangat tinggi menyetarakan seluruh insan dalam suatu tataran. Masing-masing individu dituntut merasakan betapa pentingnya toleransi atau teposliro, khususnya dalam menghadapi situasi dan kondisi kekinian yang masih banyak diliputi adanya gesekan, distorsi dan perbedaan pandangan.

Bali Volkswagen Division dalam kebersamaan, foto dok. BVD

Untuk mengimplementasikannya, para klub Volkswagen se-Indonesia yang dinaungi Volkswagen Indonesia dapat menjadikan pedoman  dalam tingkat pengejawantahan dalam perikehidupan sehari-hari di antaranya melalui asas suka duka (dalam kegembiraan dan kesedihan dirasakan bersama-sama); paras paros (orang lain merupakan bagian dari diri sendiri dan diri sendiri adalah bagian dari orang lain); salunglung sabayantaka (baik buruk, mati hidup ditanggung bersama); asih, asah, asuh (saling menyayang, saling memberi dan mengoreksi, serta saling tolong menolong antar sesama makhluk hidup).

Spirit inilah yang ingin digemakan melalui kegiatan Jamnas VoIkswagen Indonesia ke 49 dan VLIP ke 4 sehingga seluruh anggota Volkswagen Indonesia bersama-sama masyarakat luas dapat mewujudkan rasa saling memiliki, menghargai, dan menjaga. 

Seperti halnya suasana keluarga besar ideal yang saling hidup rukun meskipun dengan latar belakang yang berbeda-beda, baik pandangan, pemikiran maupun asal muasal. Suasana ini tentu akan mendorong terciptanya keguyuban antar sesama anggota Volkswagen Indonesia yang melahirkan inovasi dan kreativitas tanpa henti.

Tentu dalam pelaksanaan Jamnas dan VLIP  kali ini tetap berpegang pada potensi alam dan budaya yang ada di Buleleng. Seperti yang telah dirancang dalam VLIP yang pertama, bahwa program ini dirancang bukan sekadar promosi pariwisata yang berdampak terhadap terdorongnya perekonomian setempat, tetapi juga menjadi ajang pengayaan keberagaman seni dan budaya, memperluas ruang kreatif, sekaligus perayaan Bali Volkswagen Division dengan segala kreativitas dan keramahtamahannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline